Copyright © tempatMP
Design by Dzignine
Kamis, 16 Desember 2010

[trimester #1] eneg, tapi doyan makan. hahaha

Kata orang, setiap kehamilan itu pasti berbeda-beda. Antara anak pertama dan kedua pasti beda. Ternyata betul juga. Sama seperti yang aku rasakan.

Senin lalu, aku baru memeriksakan kehamilanku ke klinik. Diperkirakan usia kehamilanku baru 9 minggu. Waktu diusg, blm keliatan bayinya. Baru rongga rahim yang terlihat sudah mengembang. (adonan kue kali mengembang).

Yang berbeda pada kehamilanku yang kedua ini adalah rasa enegnya. Dulu, di trimester pertama aku nggak merasakan eneg sama sekali. Malah aku jadi tambah doyan makan. Temen-temen seperjuanganku yang waktu itu masih gabung pasti tau gimana aku waktu itu. Makan mulu kerjaannya. (walo badan kok masih langsing2 aja). Yang bikin eneg waktu itu Cuma ketika aku mencium bau2an. Bau sabun cuci, bau ketek (apalagi), bau parfum, bau rokok… bau dagangan gorengan… semua yang bau2 bikin eneg. Penciuman kala itu setajam kucing mencium bau ikan kale ya. Tapi klo liat makanan sih nggak bikin eneg. Hehehe.

Nah kali ini, rasa eneg itu datang tanpa sebab (sebabnya sih jelas karena kehamilan itulah, hihi) dan tidak melihat waktu. Bisa pagi, siang, atau malam. Tapi hidung ini tidak sesensitif dulu. Nyium bau parfum masih biasa2 saja. Bahkan si eneg bisa ilang dengan sendirinya kalo memandangi dan deket2 si abang tercinta.

Oh ya, kalau dulu waktu diketahui hamil, aku spontan saja sibuk nyari2 nama cewek. Nggak tertarik sama nama anak cowok walo si abang mengajukan sederetan kandidat nama anak cowok. Kok sekarang yang kepikiran sama aku malah nama anak cowok ya. Bahkan, aku udah menyiapkan nama si anak loh. Keren pastinya. Hehehe.

Tapi ini mungkin kesamaan antara kedua kehamilanku ini. Yaitu: sama-sama masih doyan makan. Walo eneg, aku masih doyan makan. Hanya saja syaratnya makannya tidak banyak-banyak alias tidak memenuhi lambung. Frekuensi makannya lebih sering tapi sedikit sedikit. Nggak bisa maruk kayak yang dulu. Hehe.

Karena doyan makan ini, sekarang aku malah rajin nguprek di dapur. Menu-menu yang rasanya memenuhi selera lidahku ini hanyalah makanan yang aku masak sendiri. Seperti hari ini, aku rela bangun pagi nyiapin sayur bayem dengan bumbu racikanku sendiri. Lalu merebus jagung untuk bekal ngemil. Aku juga rajin hunting sayur-sayuran dan buah-buahan. Tomat setengah kilo bisa aku habiskan dalam sehari. Kukusan setengah kilo labu siam imut bisa aku habiskan dalam sehari. Kukusan kentang bisa aku habiskan dalam sehari. Mantab kan! Sekarang aku lagi ngiler kukusan brokoli. Sayang, aku belum menemukan brokoli di pasar terdekat. Siap-siap saja yak brokoli kalau nanti kita ketemu, aku lumat habis kamu!

Cara menghilangkan eneg ala aku selanjutnya adalah menambah sedikit cabe di setiap masakan. Pokoe harus rada pedes. Walo nggak pedes2 banget. Alhamdulillah, berdasarkan isi buku hadiah mbak indar, cabe bukanlah termasuk makanan yang dilarang buat ibu hamil. (ya, asal nggak berlebihan aja loh).

Kini dalam benakku tergambar kukusan brokoli dicocol sambal tomat segar… hhhhmmm nikmaaaaat!
Rabu, 15 Desember 2010

dongeng ala raihana

biasanya menjelang tidur, raihana selalu minta dibacakan buku atau diceritakan dongeng. alhasil, terciptalah beberapa dongeng orisinal yang kadang aku sendiri kesulitan untuk mengulanginya lagi di lain hari (ngarang abis, soalnya).

namun, terkadang aku bosan juga menceritakan dongeng yang sama, yang selalu diminta diceritakan ulang berkali-kali oleh raihana.

sebagai trik, aku minta raihana yang gantian menceritakan dongeng. dan raihana bisa bercerita satu kalimat saja. begini ceritanya:

"Pada suatu hari, ada seekor umi ... yang disebut ikan berlayang-layang ... hahahaha." (dia geli sendiri).

umi: manyun.

Selasa, 23 November 2010

nostalgia buku berkesan

berdasarkan penilaian pribadi, loh.

aku mulai suka membaca buku sejak terdampar pertama kali di perpustakaan SMP. waktu itu, seingatku, aku masih duduk di kelas 2 SMP negeri di bilangan depok 1.

ada beberapa buku yang begitu berkesan bagiku. suatu saat, aku ingin sekali membaca ulang buku-buku ini.

1. Hulubalang Raja. Nur Sutan Iskandar. Balai Pustaka
Novel ini seingatku berkisah tentang kerajaan Minangkabau saat masih berperang melawan kompeni Belanda. Gaya bahasa melayunya begitu kental. tapi entah ya, aku seperti tenggelam mengikuti ceritanya. Isi ceritanya lupa-lupa ingat. yang masih aku ingat hanyalah kisah seorang pemuda yang kemudian menjadi Hulubalang Raja yang kemudian berkomplot dengan kompeni berperang dengan raja-raja minang lainnya. Endingnya, sang Hulubalang Raja akhirnya insyaf dan melupakan permusuhannya dengan raja-raja minang maupun aceh. buku inilah yang membuatku pertama kali jatuh cinta pada buku.

2. Si Jamin dan si Johan, Merari Siregar (1896-1940). Balai Pustaka. bercerita tentang dua anak yang tinggal dengan ibu tiri. ceritanya penuh dengan penderitaan. aku sedih saat membacanya. apalagi ketika membaca saat jamin meninggal dunia. ceritanya cukup mengharu biru.

3. Si DOel Anak Betawi, Aman Datoek Madjoindo. Balai Pustaka. Isi buku ini lucu sekali. berkisah tentang si doel yang lugu dan polos. dari buku inilah aku baru tahu ada nasi ulam, makanan khas betawi. tokoh si doel dalam buku lebih menarik daripada yang di film-film. walaupun penulisnya seperti orang melayu, tapi logat dan setting tempat dalam buku ini kental sekali betawinya. dijamin ngakak bacanya.

4. Serial Lima Sekawan. Enid Blyton. hampir semua judul sudah aku baca. judul yang paling berkesan itu menurutku adalah Memburu Kereta Api Hantu. ketika membaca semua judul dalam serial ini, yang membuatku terkagum-kagum adalah deskripsi makanan yang dibawa dan dimakan oleh lima sekawan ini kayaknya enak-enak semua. bikin ngiler.

5. Lupus. Hilman Hariwijaya. semua judul sudah pernah aku baca. dulu, rasanya nggak gaul klo belum baca buku lupus. isinya gokil abiz. tokohnya ada lupus, boim lebon yang punya julukan playboy cap duren tiga, si gendut Gusur.

6. Balada si Roy, Gola Gong. wah, isinya seru abis. tokohnya adalah si roy, si ganteng, baik hati, tapi rapuh itu. kisah hidupnya selalu pilu, tragis. dia senang sekali berpetualang ke tempat-tempat baru. di situlah dia mendapatkan pelajaran hidup yang berharga. yang berkesan bagiku adalah kisah ketika si roy ketika memandangi pelangi.

----
Hujan tiba-tiba saja reda. Awan yang tadi seperti mengurung berlarian entah ke mana. Matahari leluasa menyorot lagi. Kata orang-orang, ini juga panas. Biasanya kalau siang hari hujan dan sedang bernasib baik, di langit timur suka muncul warna-warna indah melengkung. Itulah pelangi.

 Roy berdiri dan menuju jendela kelas. Dia mencoba melongok dan memandang ke langit. Dia lupa kalau saat itu sedang belajar.

 "Ada apa, Roy?" tegur guru Bahasa Indonesia.

 Roy tersipu dan duduk lagi. Tapi katanya, "Saya kira ada pelangi, Pak."

 Kawan-kawan sekelas menertawakannya.

 Roy meringis. Dia melempar pandang lagi ke luar. Dia yakin pelangi itu akan muncul. Sudah lama dia tidak melihat pelangi. Ingin sekali dia melihat warna-warna melengkung itu. Dia merasakan dadanya berdebar. Pada sorot matanya ada sesuatu yang ingin dikenang dan membuat hatinya jadi terharu.

 Pak guru bisa menangkap gejolak muridnya itu. "Kamu ingin melihat pelangi, Roy?" Beliau menghampiri bangkunya.

 Roy jadi serba salah. Tapi sorot matanya tidak bisa dibohongi.

 Ada apa dengan pelangi, Roy?

 "Bapak beri waktu lima menit, Roy, kalau ingin melihat pelangi," beliau bijaksana sekali.

Roy memandangnya tidak percaya. Ini luar biasa! batinnya. "Sungguh, Pak?"

 "Lima menit!" Pak guru kembali ke meja depan.

 "Lima menit, Pak!" Roy yakin kini.

 Kawan-kawan sekelasnya menyoraki.

 Roy tidak menggubris. Dia berlari ke luar kelas.

 Pak guru memandangi remaja yang ke luar kelas itu. Ada sesuatu yang menyebabkan muridnya itu ingin melihat pelangi. Sesuatu yang menyimpan banyak kenangan. Sesuatu yang sebetulnya sudah tertimbun di hati paling dalam lalu tiba-tiba menyeruak lagi. Begitu pak guru menyimpulkan. Dan dia tidak bermaksud untuk menghalanginya.

 Roy sudah berlari-lari. Dia menyeberangi alun-alun kotanya yang persis di depan sekolah. Dia berdiri memandangi langit timur. Lama dia menatap pelangi itu.

 Perasaan takjub menyelimuti raganya.

 Perasaan haru mengetuki hatinya.

 Dia merasa berdebar-debar.

Peristiwa beberapa tahun ke belakang membias lagi. Ketika papanya masih hidup. Pernah suatu hari, ketika pelangi itu muncul, papanya mengajak Roy naik ke atas genteng. Mereka duduk-duduk di karpus sampai-sampai si mama menjerit-jerit menyuruh mereka turun. Tapi si papa tersenyum tenang saja.

"Pandangi pelangi itu, Roy ," kata papanya menunjuk langit timur. "Bayangkan tentang tujuh bidadari cantik sedang mandi di sana. Dan seorang bidadari turun memberikan selendang kepadamu serta mengajakmu terbang ke sana.

 "Kalau kamu sudah besar nanti, Roy, setiap ada pelangi, jangan kamu lewatkan keindahan itu! Pandangi dan bayangkan seperti Papa ceritakan tadi. Nanti, saat itu kamu akan merasakan dan memperoleh suasana batin yang lain. Ketenangan, keterpesonaan, dan kegembiraan, semuanya melebur jadi satu sewaktu kita melihat pelangi," begitu kata papanya tempo hari.

 Sekarang Roy baru bisa memahami kata-kata papanya. Tentang tujuh bidadari yang sedang mandi itu adalah legenda. Dan memandangi pelangi lama-lama tidak lain adalah agar kita selalu ingat kepada yang melukiskan warna-warna melengkung itu.

 Tiba-tiba matanya berkaca-kaca. Dia seperti melihat papanya tersenyum di antara ketujuh bidadari pelangi itu. Kalau saja Mama melihatnya, wah, pasti cemburu buta.

 Si Roy tampak sentimentil dan perasa hari ini.

 Waktu lima menit sudah berlalu.

 Dia berlari kembali ke kelasnya. Mengucapkan terima kasih kepada pak guru dan tidak menggubris ledekan kawan-kawannya. Dia duduk dan diam seribu bahasa. Matanya kelihatan murung dan melempar pandang ke luar lagi. Bayang-bayang pelangi masih saja membekas di matanya.

 Ya, dia betul-betul sentimentil hari ini.

(balada si Roy,  Solidarnos)

---
7. Api di Bukit Menoreh. SH Mintardja. berkisah tentang Agung Sedayu yang tanpa sengaja akhirnya terlibat dalam intrik politik kerajaan Mataram. penggambaran adegan adu ilmu kanuragannya keren. seperti menonton film silat dengan efek-efek yang natural dan elegan (halah).

8. Senopati pamungkas. Arswendo Atmowiloto. aku cuma sempat membaca buku pertama, kedua, dan ketiganya saja. berkisah tentang seorang tokoh bernama upasara yang memiliki jurus maut tepukan satu tangan.

-----

delapan dulu deh. kapan2 dilanjut lagi... kejar setoran dulu ya....

Selasa, 09 November 2010

[numpang promosi] ENSIKLOPEDIA FENOMENAL KARYA ANAK BANGSA

klik gambar untuk memperbesar

ENSIKLOPEDIA LEADERSHIP & MANAGEMENT MUHAMMAD SAW
"THE SUPER LEADER SUPER MANAGER"

Karya: Dr. MUhammad Syafii Antonio, M.Ec

Terdapat 8 Jilid:
1. Kepemimpinan & Pengembangan Diri
2. Bisnis & Kewirausahaan
3. Menata Keluarga Harmonis
4. Manajemen Dakwah
5. Kepemimpinan Sosial dan Politik
6 Sang Pembelajar dan Guru Peradaban
7. Pengembangan Hukum
8. Strategi dan Kepemimpinan Militer

Harga: Rp. 3.125.000,-
Beli cash diskon jadi Rp 2.500.000,-
BISA DICICIL HINGGA 10 BULAN!

Kontak Person:
Rakhmat Sadikin
021-70686610
085692336034

Buku ini sangat bagus sebagai referensi bagi Anda yang mengagumi sosok mulia Nabi Muhammad saw. Sesosok yang menjadi suri tauladan di segala sisi kehidupan manusia.

Minggu, 31 Oktober 2010

[rehat sejenak] ada yang ketinggalan, ustad!

malam ahad kemarin, suamiku dan teman-teman seDPRa-nya mengadakan rihlah ke puncak. mobil dipinjamkan dari seorang tokoh masyarakat. berangkat malam hari pukul 9 sampai ahad siang.

aku memilih tinggal di rumah suami saja walaupun suamiku sudah mengizinkan aku untuk menginap di rumah bupuhnya raihana. ah, tidak. masih lebih enak di rumah sendiri kok. apalagi, suamiku baru saja merelokasi posisi-posisi perabot di rumah. tinggal aku rapihkan sedikit, sudah terasa sangat nyaman.

esok harinya, ada penyemprotan untuk memberantas nyamuk DBD. ternyata baru siang hari rumah kami dapat jatah penyemprotan, tepat ketika suamiku pulang dari puncak.

setelah beberes sebentar, ngepel lantai yang lengket, aku dan raihana pun bobo siang. (aaah, bobo siang yang menyegarkan. baru hari itu aku bisa bobo siang. hehehe).

malamnya, kami jalan-jalan ke margonda. awalnya, kami hanya ingin mencari lauk untuk makan malam ini. entah kenapa, suamiku malah mengajakku melihat-lihat jaket di salah satu toko jaket di pinggiran margonda.

"buat siapa, bi? perasaan jaket abi masih bagus-bagus!" spontan saja pikiranku sibuk menghitung-hitung anggaran yang ada. wah mepet banget.

"ini buat temen abi. tadi sewaktu di puncak abi lihat jaket dia sudah kumal banget. waktu abi tanya, ya cuma itu jaket yang temen abi punya."

aku diam saja mendengar penjelasan si abi. abi... abi... di tengah mepetnya anggaran bulanan, masih saja sempat memikirkan orang lain. tapi, memang rezeki kami ini hanya titipan. bukan semuanya milik kami.

ah, abi... selalu saja ada yang membuat aku terhenyak melihat sikap-sikapmu. ini entah sudah yang keberapa. herannya, kok aku ga bisa seperti kamu, bi? boro-boro deh aku mikirin orang lain. kayaknya mikirin diri sendiri aja bawaannya dah susah melulu. hiks hiks hiks...

"nanti kita mampir dulu ya ke rumah temen abi." ajak si abi setelah selesai membayar. jaket yang dipilih harganya lumayan juga. ya sudahlah. mungkin ini memang rezeki teman si abi yang dititipi ke kami.

ternyata si temen abi tidak ada di rumah. mereka akhirnya janjian di suatu tempat.

"ustad, ini tadi ada yang ketinggalan di mobil. punya ustad."
"apaan ya? perasaan nggak ada yang ketinggalan."
"ya udah ambil aja."

temen abi pun menerima sambil melongo. begitu cerita si abi. malamnya, teman si abi mengirim sms. entah apa isinya. aku tak mau ikut membaca. yang jelas, mataku berkaca-kaca.

ah, abiiii.....
Selasa, 19 Oktober 2010

[TERBIT!] seorang ibu pasti bisa memberikan ASIX

Bismillah

Judul: Sukses Menyusui meski Bekerja
Penulis: Syasya Azisya
Editor: Jumi Haryani
Layout dan Desain Cover: Habibah A
Ukuran: 16,7 x 19 cm
Harga: Rp. 24.900,-

---------------------------------

"kegagalan adalah cambuk keberhasilan"

begitu kurang lebih pepatah mengatakan. setiap kegagalan harus disikapi dengan baik. bukan dengan kesedihan atau tenggelam dalam penyesalan, melainkan itu bertanda untuk BANGKIT dan berbuat agar kegagalan itu tidak terulang lagi.

bagi ibu yang tidak bekerja, mudah saja memberikan asix dengan keberhasilannya yang cukup tinggi dibandingkan ibu bekerja. si ibu tidak perlu repot-repot menyiapkan ini itu. ketika si anak ingin minum asi, si ibu bisa memberikannya langsung dari pabriknya.

berbeda dengan ibu bekerja. kebersamaannya dengan anak memiliki keterbatasan. namun itu bukanlah hambatan utama bagi si ibu bekerja untuk memberikan asix. perlu persiapan matang bagi si ibu untuk menyiapkan masa-masa selepas waktu cutinya.

kegagalan pemberian ASIX di kalangan ibu bekerja biasanya disebabkan karena kurangnya ilmu, kurangnya informasi, dan tidak tahu bagaimana menjalankan asix tersebut.

buku ini adalah salah satu bentuk upaya untuk menyebarkan informasi penting untuk ibu bekerja yang bisa saja memiliki keterbatasan dalam mengakses informasi tentang ASIX. buku ini dapat pula dijadikan cambuk untuk ibu bekerja yang sempat gagal memberikan ASIX pada anak-anaknya.

tunggu tanggal mainnya!

IBU BISA!
ASIX BISA!

------------------

Setiap ibu mampu menjadi "Mehrunnisa", matahari para wanita. Menyusui adalah sebuah ikatan awal atara ibu dan buah hatinya. Keberhasilan proses ini haruslah melalui kekuatan pikiran sang ibu yang hangat bagaikan matahari. Penuhilah hak buah hati kita dengan memberikan air surga melalui tempat yang paling nyaman di dunia buat si kecil. Dada seorang ibu yang diiringi bunyi musik jantung kehidupan! Bersinarlah wanita Indonesia !
(Ir. Shahnaz Haque-Ramadhan, ibu 3 putri)

Tidak ada kata 'tidak bisa' untuk memberikan ASI kepada sang buah hati. Buku ini memberikan panduan praktis,agar semua Ibu berkata 'ASI itu mudah, ASI itu murah dan Semua Ibu Pasti Bisa!'
(Sulis Ningsing, pelaku bisnis dan penulis buku "Bunda Luar Biasa" )

"Buku ini wajib dimiliki ibu bekerja yang ingin tetap memberikan ASI pada bayinya. Semua info dikupas tuntas. Mulai dari teknik memerah, teknik penyimpanan dan penyajian, hingga teknik penyimpanan ASIP ketika ibu harus bertugas ke luar kota." (Maya Siswadi , Moderator milis Asiforbaby , Pemilik usaha Baju Menyusui Studio 3F)

"Memberikan ASI eksklusif tak cukup hanya sebatas 'ingin'. Perlu bekal ilmu guna mewujudkan niat mulia tersebut. Untuk ibu bekerja yang sedang cuti bersalin , dianjurkan membaca buku ini sebelum aktif kembali ke kantor. Demikian juga untuk ibu rumah tangga, buku ini bisa memberikan referensi tentang tip dan trik memberikan ASI eksklusif"
(dr. Prita Kusumaningsih, SpOG, Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Bulan Sabit Merah Indonesia)

----------

Mbak sya, makasih banyak ya mbak atas segala bantuannya! Doakan lancar jayaaaaa ....
Senin, 18 Oktober 2010

[Random Snippets-AIR]: Tidak temenan lagi dengan air

“Ayo kita mandiiii
Pakai air hangat (atau dingin, sesuai air yang mau dipakai)
Biar badan bersiiiih
Seeehaaat serta wangiiiiiiii”

Ayoo mandi!

Dulu, sewaktu raihana masih berumur di bawah dua tahun, lagu ini mampu membuatnya tertarik untuk mengikuti acara mandi pagi atau sore. Cukup dengan bertepuk tangan, bernyanyi dengan riang, raihana akan senang dan membiarkan tubuhnya disirami air, diberi sabun, dikeramas (tiap hari), dan digosok giginya dengan sikat halus khusus bayi. Raihana juga suka sekali berendam di dalam ember.

Itu dulu.

Setelah usianya menginjak 2,5 tahun, amat susah mengajaknya untuk mandi. Si umi harus mengerahkan segala kreativitasnya untuk menarik hati raihana agar mau mandi. Maka tak heran, kalau segala mainan plastic harus diboyong ke kamar mandi. Acara main masak-masakan harus dipindahkan ke kamar mandi.

Kalau sudah bosan, raihana akan kembali ogah mandi. Si ibu harus memutar otak lagi. Apalagi ya? Oh ya, main kereta-keretaan sebelum mandi. Stasiun terakhirnya adalah kamar mandi! Yup, jadilah pagi itu ramai dengan nyanyian “Naik Kereta Api.” Abi jadi lokomotif, umi jadi gerbong pertama, raihana gerbong terakhir. Barulah di stasiun terakhir si gerbong terakhir disiram air biar bersih.

Belum lagi, kalau suatu hari raihana terjatuh dan meninggalkan luka di salah satu anggota badannya (walaupun lukanya kecil), akan amat susah membujuknya mandi. Raihana akan nangis sekencang-kencangnya sebagai bentuk penolakan paling ekstrim.

Alhasil, si umi membujuk dengan cara membalut si luka dengan kain, plastic, atau kaus kaki (bila lukanya di kaki). Pokoknya, yang ada luka tidak boleh dikenai air atau sabun. Terkena sedikit saja (walau mungkin sebenarnya tidak sakit), dia akan menjerit kencang.

Acara keramas pun diubah tatacaranya. Raihana paling tidak suka bila keramas airnya diguyur langsung ke kepalanya. Ia akan histeris megap-megapan. Sibuk minta handuk untuk mengelap wajahnya. akhirnya, metode keramas diubah, dengan cara memangku raihana dan kepalanya saja yang disiram air, seperti kalau kita keramas di salon. Untuk membujuknya keramas juga harus dengan yel-yel, "ayooo, keramas di salooon!"

Yang jelas, acara mandi raihana kali ini penuh dengan tantangan dan inovasi.

(nb: demikian dulu tulisannya, tidak bisa panjang lebar karena ada panggilan rapat.)

dalam rangka ikut lomba nulis di sini

Rabu, 22 September 2010

kerja di rumah bupuh

dua hari setelah libur lebaran usai. semua kembali ke rutinitas.

anak: mi, umi kelja ga?
umi: iya. maapin umi ya. nanti sore kita bisa maen lagi. boleh kan umi kerja?
anak: nggak boleh. (sambil glendotin uminya)
umi: kok nggak boleh.... (mata umi mulai berkaca-kaca)
anak: umi kelja di lumah bupuh aja. bupuh banyak uangnya!
umi: iya, tapi kan itu uang bupuh. bukan uang umi... (si umi paham maksud anaknya)
anak: hhmmm... (manyun)

*anak umi ini sudah pandai bicara dan protes. sabar ya nak. cuma itu yang umi bisa ucapkan. mungkin sebagian orang akan menjudge umi dan menyalahkan umi mengapa umi memilih bekerja daripada menjaga anak di rumah. silakan saja. yang jelas, umi punya alasan kuat memilih ini. segala kekurangan selama bekerja, umi usahakan untuk dipenuhi ketika umi di rumah. mohon doanya saja agar umi kuat menjalankan pilihan ini.*

libur lebaran 1431 H




bagi saya, libur lebaran kali ini cukup berkesan. saya yang sehari-harinya masih bekerja dan hanya libur saat weekend dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga, terutama dengan raihana. bersyukur juga saya mendapat cuti dari tgl 9-19 september. berarti, sepuluh hari saya bisa berpuas-puas bermain dengan raihana. sungguh menyenangkan.

lebaran pertama, setelah shalat ied di lapangan dekat rumah, sungkeman dengan anggota keluarga suami, dan mengunjungi tetangga-tetangga terdekat, saya sekeluarga langsung pergi ke rumah orang tua saya yang lokasi rumahnya tidak jauh dari rumah. di sana, kakak, adik, adik ipar sudah berkumpul semua. raihana juga bertemu dengan sepupunya: Fatimah. suasana menjadi ramai. adik ipar yang orang bandung ternyata sudah menginap dua hari lalu di rumah ortu. tentu saja bintang tamu dalam acara lebaran ini adalah raihana dan fatimah. orang tua saya baru mempunyai dua cucu itu saja. belum nambah.

sorenya, saya pun kembali pulang ke rumah.

hari kedua dan ketiga syawwal, saya tidak ke mana-mana. suami sakit. pusing katanya. mungkin karena kelelahan juga karena 10 hari terakhir nonstop tidur menjelang subuh. selain itu ditambah sibuk jadi panitia itikaf di masjid dekat rumah. dua hari suami hanya tiduran di rumah. liburan hanya diisi maen masak-masakan, baca buku, lihat foto-foto di komputer. seru juga. aku sampai bosan meladeni permintaan raihana membaca buku. kok nggak kelar-kelar ya. tapi demi anak, rasa bosan itu sebisa mungkin dikurangi.

senin barulah kali jalan-jalan. itu juga dadakan agendanya. suami tiba-tiba ngajakin ke monas. ya oke deh. yang murah meriah saja. cukup naek kereta dari stasiun depok lama yang dekat dengan rumah. lalu turun di juanda. nyambung bajaj. sampe deh. raihana puas maen layangan.

esoknya, saya dan suami bersilaturahmi ke rumah bude di jakarta. lalu mampir sebentar ke rumah teman suami di bidaracina.

rabu, saya mengunjungi alia. sobat saya waktu kuliah di poltek ui dahulu. dia baru saja pindah ke rumah barunya di taman anyelir grand depok city. lumayan jauh dari cagar alam. musti naek angkot D10 untuk mencapai rumahnya. dari depan jalan raya ke dalam juga lumayan deh. tapi sesampainya di rumah alia, semua senang. raihana ada teman mainnya: Shila dan Tasqif. Cuaca di depok tidak bisa diprediksi. agar tidak kehujanan, buru-buru saya pamit pulang. dan ternyata benar. selagi masih di angkot, hujan sudah turun. akhirnya neduh dulu di ITC dan raihana pun maen sebentar di arena anak-anak.

esoknya, suami mengajak saya melihat rumah impian yang berada di ujung dunia sana. hehehe. abis jauh juga sih. di cileungsi. alhamdulillah, akhirnya kami bisa menyicil rumah di daerah itu. walau rumahnya kecil mungil, kami tetap puas karena semua adalah dari hasil jerih payah kami sendiri. kami sedang menabung untuk renovasi rumah mungil itu. suatu saat, saya akan menempati rumah itu dengan predikat baru: IBU RUMAH TANGGA. ya, saya bertekad, ketika pindah ke sana, saya sudah bisa melepas kerjaan saya ini. cita-cita sih ingin buka usaha dulu. atau mewujudkan impian menjadi PENULIS dengan menyepi di rumah itu. asyik juga kayaknya. suasana sekelilingnya masih sepi. viewnya adalah pegunungan. nyaman dan tenang. ah, semoga lekas menjadi nyata. amien.

jumat, tiba-tiba bupuh (ibu sepuh, neneknya raihana) sidak ke rumah saya. saat itu, raihana baru saja bangun. saya lihat jam, angkanya menunjukkan angka 6 pagi. wah, ada apa ini. ngobrol2 sebentar, lalu ibu tiba-tiba mengajak saya ke bandung. jalan-jalan saja. PP. wah, gimana ya. secara keuangan juga lagi pas-pasan, tapi saya juga tidak ingin mengecewakan ibu. saya izin ke suami kira-kira bagaimana. suami mengizinkan dan memberi saya uang saku. ah, makasih ya suamiku.... mungkin suami saya juga tidak ingin mengecewakan ibu. siap-siap sebentar, setelah raihana rapi dan selesai makan, saya pun berangkat. saya janjian dengan ibu di stasiun depok baru. suami kebetulan ada acara halal bihalal di kantor jadi nggak bisa ikut. hanya mengantar sampai stasiun depok baru. ibu sudah menunggu di sana. tak lama kereta ekspres depok datang dan kami pun naek menuju gambir.

di gambir saya sempat mampir dulu ke toilet wanita. mengenaskan sekali. memang, sekarang masuk toilet di gambir tidak perlu bayar alias gratis. tapi kok malah nggak terurus begini. lantai toiletnya banjir didiamkan saja. atau memang begini ya nasib tempat layanan publik. mentang2 gratis jadi asal-asalan. nggak mecing dengan stasiun gambir yang modern. ah, jadi curcol deh.

singkat cerita kami sampai di bandung pukul setengah dua siang. langsung meluncur ke masjid salman itb. ibu memang hanya mau ke situ saja. kalau saya, saya malah ingin segera mampir ke kantin masjid salman yang murah meriah itu. kangen juga dengan suasananya. namun sayang... kantin ternyata baru buka tgl 20. gigit jari deh. akhirnya kami makan di warung sekitar masjid saja. habis itu naek delman keliling taman. lalu menghabiskan waktu maen lari-larian di dalam taman. setelah itu, balik lagi ke stasiun bandung mengejar kereta yang jam 16.30. nggak capek? ya capeklah. apalagi bawa anak yang susah sekali duduk diam. ada saja yang dikerjakan. belum lagi kalau raihana minta gendong. mantaf deh gendong anak 13 kg.... saya malah ingin cepat-cepat pulang ke rumah. ingin segera minta pijitin abu raihana. begitulah ibu kalau bepergian. paling enggan mampir-mampir, paling enggan menginap di rumah orang. padahal di bandung ada menantunya, adik ipar saya. kan bisa istirahat sejenak di sana. tapi ibu tidak ingin mengganggu orang. ya sudah, akhirnya kami kembali ke depok. oleh2nya baju kotor raihana dan pegel di pinggang. hehehe.

sabtu, ada halal bihalal beberapa DPC di sawangan. suami saya yang terhitung salah satu pejabat agak ke teras, diundang datang. liburannya pun pindah ke sana.

ahad terakhir liburan, saya ajak raihana bersilaturahmu ke beberapa teman lama saya yang masih tinggal di depok. abu raihana tidak bisa mengantar karena dia ada janji dengan temannya. asyiknya jalan berdua raihana. saya selalu dapat hadiah ngegendong. saya cuma bisa berharap raihana tidak tertidur di angkot. kebayang deh susahnya turun dari angkot. dan benar, raihana tertidur di angkot. dari angkot saya harus naek ojek dari Dipo ke rumah. luamyan bener deh mindahin rai dari angkot ke ojek. sampai si ojeknya tiba di dekat rumah pun, raihana masih bobo... rada jumpalitan mengambil ongkos ojek di tas gemblok saya. sampai di rumah, saya letakkan raihana di tempat tidur. setelah shalat zhuhur, saya langsung rebahan di sampainya dan bobo sampai ashar menjelang....

malam harinya, saya merenung. besok sudah masuk kerja. ah, sedih juga....
sabar ya nak. umi akan menemani kamu di rumah suatu hari nanti. full!
Senin, 06 September 2010

izinkan aku untuk tidak menjadi dirimu.

sebentar lagi lebaran. di hari yang mulia itu, setiap anak biasanya sungkeman dengan orang tua. orang lain mungkin akan merasa haru bila bersujud dan mencium tangan orang tuanya, terutama ibu. namun, tidak denganku pada tahun-tahun lalu. kenapa? aku juga tidak mengerti. perasaanku biasanya sih datar-datar saja bila sungkeman atau mencium tangan ibu. berbeda bila aku sungkeman ke bapak... rasa haru langsung menyeruak. tak terasa air mata ini menetes mengingat kesan-kesanku bersama bapak sejak kecil dulu.

aku coba kembali mengingat masa-masa kecilku... barangkali ini yang menyebabkan rasaku datar kepada ibu. semoga cerita ini bisa diambil pelajaran untuk para ibu agar tidak salah dalam mengasuh putra-putrinya dan betapa pentingnya kehangatan hati seorang ibu dapat memberikan pengaruh kepada anak-anaknya.

jujur saja, sejak kecil aku hampir tidak pernah mengalami kehangatan hubungan dengan ibu. kalau ditanya kenangan apa yang paling berkesan bersama ibu, hampir tidak ada.

ketika aku berumur dua tahun, aku sudah mempunyai adik. otomatis, perhatian ibu hanya ke adik. setiap malam, aku dan kakakku tidur sama bapak. mandi sama bapak. BAB or BAK sama bapak. kalau lagi mati lampu, kita semua berkumpul mendengarkan dongeng dari bapak. ketika bapak mau pergi kerja, aku nangis pengen ikut bapak. kalau bapak kerja, aku biasanya diasuh oleh pengasuh. sosok ibu??? entahlah, aku tidak ingat benar. ibu yang aku ingat sejak kecil hanya ngomel2 saja. marah. mukulin anak. ingat dalam benakku ketika aku masih TK, aku punya keinginan minggat dari rumah. nggak betah.

ketika aku sakit, bukan belaian sayang yg aku peroleh, tapi omelan kenapa sampe sakit. hiks.

ketika aku pulang sekolah dari SD-SMA, kudapati rumah sudah sepi. tidak ada siapa-siapa. sepi hatiku. padahal saat itu aku mau curhat soal temanku di sekolah, soal ulanganku yang dapet nilai 90. ah sepi.... makanan memang sudah tersedia rapi. rumah rapi. ibu tentu membereskannya terlebih dulu sebelum pergi.

tapi tentu saja aku ingat kalau aku sayang ibu. aku pernah bela-belain nggak ikut praktik Fisika pagi saat SMP, hanya gara-gara aku ingin menyelesaikan jatah mencuci baju sekeluarga. Saat itu aku masuk siang. setiap pagi aku mendapat tugas mencuci baju semoa orang di rumah. Aku nggak ingin ibu yang mengerjakannya. aku nggak ingin ibu kecapean.

Aku juga ingat betapa aku sayang ibu. aku sedih bila ibu sedih. aku ingin ibu bangga dengan nilai-nilaiku yang bagus di sekolah. karena itu, aku berusaha keras belajar hingga aku selalu mendapatkan sekolah favorit di depok dan menjadi kebanggaan orang tua. tapi, tak pernah aku mendengar ucapan selamat dan bangga dari orang tuaku. entah, mungkin mereka mengucapkannya di depan orang lain tanpa aku mendengarnya.

aku sampai tidak tahu apakah orang tuaku bangga denganku. apakah mereka sayang padaku. tak pernah kata-kata itu terucap dari mulut mereka. 

yang ada malah, ibu menginginkanku menjadi dokter ketika aku sudah jatuh cinta pada dunia desain. aku malah ingin jadi arsitek. tapi karena tidak lulus UMPTN, aku masuk ke poltek UI tetap bergelut dengan dunia desain grafis. ketika ibu meminta aku ikut ujian lagi ke fak hukum, aku menolak dengan tegas. ketika ibu meminta aku daftar jadi pns di tempat bapak bekerja, aku menolak dan ogah jadi pns. aku merasa didikte. kenapa tidak dari dulu memberitahu keinginan itu, elakku. kalau sekarang aku sudah punya pilihan. akhirnya ibu mengalah. lalu kami tenggelam dalam dunianya masing-masing.

sampai akhirnya, aku melanjutkan kuliah di bandung. baru kali itu aku jauh dari orang tua. perasaanku, wow senaaaaaaaang sekali. merasa bebaaaaaaas! karena itu aku mungkin satu-satunya mahasiswa yang nggak pernah kangen kampung halaman. nggak kangen sama rumah. kalaupun pulang, itu karena aku kehabisan ongkos. parah bener kan.

setelah lulus, aku merasa berada di dalam sangkar lagi. lalu, aku ingin cepat menikah. ketika aku menikah, ingin rasanya aku nggak usah pulang-pulang ke rumah. aku bosan di rumah! aku menginginkan dapet suami orang jauh... yang akhirnya musti tinggal di kota laen. nggak musti pulang ke rumah. males aku mendengar omongan ibu.

tapi ALLAH punya rencana lain. aku mendapat jodoh orang depok juga. yang rumahnya gampang ditempuh dari rumah ibu. sehari ketika aku sudah pindah ke rumah suami, ibuku jatuh sakit. kalau kata adik-adikku, ibu sedih melepaskan aku. akhirnya aku mengalah. aku rutinkan untuk menjenguk ibu. nginep waktu wiken. ibu awalnya kurang cocok dengan suamiku ini. kurang cocok dalam artian, tidak sesuai dengan level yang diinginkan ibu. orang tua tentu ingin anaknya mendapatkan suami orang mapan. tapi aku tidak. aku malah bahagia bersama suamiku. apa pun keadaannya aku bisa terima. tapi tidak dengan ibu. lah, kenapa baru protes sekarang. dulu waktu taaruf aku sudah menceritakan semua kondisi suamiku ini. dan katanya ibu bisa menerima. ya sudahlah, biarlah waktu yang menjelaskan semuanya. pikirku.

setiap aku maen ke rumah, ibu selalu protes dengan pilihanku. ada saja yang diomongkan. kata-kata ibu yang begitu menyakitkan hati, aku terima saja. walau sesampai di rumah suami, aku akhirnya menangis tak tahan.... tanpa suamiku tau apa penyebabnya. begitu terus selama setahun.

lalu, lahirlah raihana. 40 hari bersama ibu setelah melahirkan, adalah neraka bagiku. aku menangis tiap malam. bahkan, sampai terpikir untuk minggat membawa anakku entah kemana. alhamdulillah... iman masih ada di dada ini. ASIku gagal total. bagaimana tidak, selama 40 hari aku harus mengikuti ritual ibu. nggak boleh tidur dari subuh sampai zhuhur. ashar ketika aku mau tidur... raihana sudah bangun dan setelah azan ashar aku harus segera mandi. malam... tentu nggak bisa tidur karena jatah begadang. ibuku memarahi aku. ibu ingin ketika raihana bangun malam-malam... aku tak perlu ikut bangun. biar suamiku yang mengurus bayiku. tentu saja aku tidak bisa seperti itu. raihana bergerak-gerak saja aku sudah reflek ikutan bangun. apalagi denger dia nangis... akhirnya aku pun kurang tidur... begitu selama 40 hari. setelah pindah ke rumah suami, barulah aku bisa tidur dengan enaaaaaaaaak.... tapi pikiranku tetap tidak tenang. aku masih stress.... omongan ibu masih terngiang2. jadilah raihana semampu aku merawatnya. bismillah saja. walau segala teori yang aku pelajari sebelum lahiran, menguap semuanya.... aku nggak lagi pusing musti harus begini-begitu. bismillah saja modalnya.

setelah 3 bulan melahirkan, aku harus masuk. cutiku sudah selesai. lagi-lagi ibu memberi ultimatum. raihana harus sama ibu, kalau tidak, ibu nggak akan mau seumur2 mampir ke rumahku. sedih banget. padahal aku sudah bertekad ingin menjauh dari ibu. lagi2 ancaman ibu membuatku kecut. lagi-lagi aku harus ketemu ibu tiap hari. ya sudah, bismillah saja.

protes ibu masih berlanjut. aku berusaha mewujudkan keinginan ibu sebisa aku. biar ibu nggak protes terus. waktu berlalu... suamiku ternyata tidak diam saja melihat sikapku terhadap ibu. berkali-kali dia mengingatkan aku akan cinta ibu. tanpa dengan nasihat yang panjang lebar... setiap aku berkeluh kesah tentang ibu, suamiku langsung menyetel nasyid tentang ibu.... kadang dia bercerita tentang ibunya ketika kecil. tentang perjuangan ibunya saat ditinggal ayahnya meninggal, saat suamiku dan saudara-saudaranya masih kecil-kecil. dari keluarganya, aku mendengar cerita kalau suamiku adalah anak kesayangan ibu mertuaku (alm). ketika ibunya sakit-sakitan, suamikulah yang merawat di rumah sakit... sampai akhirnya suamiku musti merelakan tidak lulus skripsi hanya gara2 merawat ibunya. sampai yang paling merasa kehilangan ibu adalah suamiku....

duh, kenapa bertolak belakang banget ya sama aku? hatiku mulai terbuka... hingga suatu saat, suamiku membawa majalah tarbawi yang khusus berbicara tentang ibu. suamiku tidak menyuruhku membacanya. dia hanya meletakkan majalah itu di sembarang tempat. sampai akhirnya majalah itu ada di tanganku....

duh... betapa periiih hati ini... betapa aku selama ini salah menanggapi cinta ibu. begitulah ibu hanya bisa mencintaiku dengan cara yang ibu pahami saja. cinta ibu bukan pada kata-kata lembut, tapi pada kata-kata kerasnya. karena hanya cara itu yang dipahaminya. tapi cinta ibu tetaplah seluas dan sedalam samudra... tidak terhitung sudah pengorbanan yang ibu lakukan sampai akhirnya aku bisa sampai di hari ini. semua itu adalah dari doa ibu.

betapa piciknya aku selama ini...

di lebaran kali ini... aku ingin sekali bersimpuh pada ibu dengan perasaan tulus... tak kuasa aku meneteskan air mata ini, bu....

maafkan aku ibu....

walau begitu... aku tidak ingin seperti dirimu dalam mendidik anak-anak. biarlah aku dengan caraku sendiri, bu. aku ingin anakku tahu sejak dini... betapa dia adalah kebanggaanku, ibunya, kesayangan ibunya, agar dia tidak salah paham nantinya....
Senin, 23 Agustus 2010

abi... izinkan aku....

bi...
hampir hampir empat tahun sudah kita bersama.
dalam tahun-tahun yang begitu banyak warna.
sebagaimana sunnatullah ada suka ada duka.
aku sendiri tidak menyangka kalau waktu berlalu pernuh makna.

bi...
tak ada yang bisa kuucapkan selain kata terima kasihku.
atas hatimu yang luas menerima segala keluhku.
tak kusangka ternyata ada orang yang memiliki hati seperti itu.
dan bersyukur aku karena itu adalah dirimu.

bi...
rasanya tak cukup kata-kata ini mengungkapkan segala rasaku padamu.
setiap hari, setiap waktu, aku selalu luluh dalam bahasa hatimu
dirimu tak pernah melakukan sesuatu tanpa ada hatimu di situ.
sungguh diri ini malu tak berdaya menyelami dalamnya hatimu.

bi...
cukup hatimu yang memberikan kedamaian itu.
dan izinkan aku untuk jatuh cinta lagi... lagi... lagi... dan lagi padamu....


*dari seseorang yang sedang merindu*
Minggu, 01 Agustus 2010

arogansi sebuah ormas!

menilik dari berita berikut: baca di sini. saya melihat sendiri arogansi pengikut sebuah ormas di hari yang sama, namun di tempat yang berbeda.

sabtu, 31 juli 2010, saya berniat bersilaturahmi ke rumah seorang penulis di bilangan cinere. dari kantor sudah saya coba calling beliau. berkali-kali namun tidak diangkat. ya sudah, berbekal perkataan beliau yang katanya sedang fokus di rumah, saya berhusnuzon sabtu ini beliau tidak ke mana2 (pede banget dah pokoe).

sempat keliling2 cinere mencari rumah beliau. sms dan miskol terus tetapi tidak diangkat-angkat juga. alhamdulillah, akhirnya ketemu juga rumah beliau. namun sayang, ketika sudah berada di depan rumah, beliau baru sms memberitahu bahwa beliau sedang berada di UI. ya sudah, yang penting sudah ketemu rumahnya. jadi kalau mau ke sini sudah tidak perlu mencari-cari lagi.

tujuan berikutnya adalah ke penulis buku ensiklopedia anak muslim. beliau bermukin di dekat kompleks rivaria sawangan. kali ini, saya ingin mengantar bukunya yang sudah selesai dicetak sekaligus bersilaturahmi dan ingin mengetahui kesehatannya sekarang ini. biasanya saya hanya berbicara via telepon. kabar yang saya dapatkan beberapa waktu lalu, beliau sempat terkena stroke dan penglihatan beliau agak terganggu. semoga sudah agak baikan harap saya.

sepanjang jalan cinere raya menuju sawangan, saya bertemu dengan rombongan sebuah ormas. gayanya asyik benar. kita diminta menunggu mereka lewat terlebih dahulu. gayanya sudah kayak ambulance lewat atau seperti iring-iringan pejabat yang mau lewat. oke lah tak apa-apa. lebih baik menjauh dari iring-iringan mereka.

lalu ketika saya melewati sebuah SPBU di jalan sawangan, saya melihat tindakan anarkis mereka. ketika itu ada sebuah pick up hendak masuk ke SPBU. mobil toko bangunan sepertinya. di belakangnya masih terlihat pasir dan sekop pasir yang besar itu. iring-iringan motor yang dari arah berlawanan tiba-tiba berhenti. sepertinya pick up itu tidak memberi jalan iring2an itu. beberapa pengemudi motor langsung turun menghantam si supir, memukul2 mobil dengan sekop. menghancurkan kaca mobil dan lampunya. si supir ditarik keluar, dikeroyok beberapa orang. aku yang berada di dalam mobil berteriak ingin menyudahi adegan itu. akhirnya si supir lari masuk ke SPBU meningggalkan mobilnya yang melintang di jalanan.

padahal, iring2an itu bisa bersabar sebentar membiarkan si pick up masuk SPBU. apa salahnya bersabar. kalau pun si supir pick up itu yang nyelonong tidak sabar bukan berarti harus dipukuli dan dirusak mobilnya. kasihan. supir itu mungkin hanya kuli. bayangkan bila dia harus menanggung ganti rugi mobil yang dirusak itu. belum lagi musti babak belur dipukuli.

ah, sedih sekali melihatnya. geram. gemas. apalagi ini menjelang ramadhan. bukankah seharusnya kita bersiap menyambut ramadhan dengan kedamaian. bukan dengan aksi anarkis.

sepanjang perjalanan, aku hanya bisa beristigfar. ternyata rasa bangga terhadap golongan bisa menutupi rasa saling menghormati. apa yang patut dibanggakan kalau begitu.
Sabtu, 17 Juli 2010

pelukan adalah obat paling mujarab untuk anak anda yang sedang sakit.

Rabu hingga kamis lalu, suhu badan raihana panas hingga mencapai 38 derajat C. bahkan sesekali hingga 39 derajat C. aku kembali panic. Ada apa denganmu nak? Awalnya aku menduga, panasnya raihana ini ada kaitannya dengan perubahan cuaca yang mendadak di hari selasa sore. Pada hari itu, cuaca di pagi dan siang hari begitu terik. Tiba-tiba sore turun hujan dan suhu udara menjadi dingin.  Tapi aku mencoba menenangkan diri dan mencari penyebab panasnya yg meninggi ini.

Aku kompres badannya dengan air hangat.  Lalu dia muntah cukup banyak. Syukurlah, perutnya tidak mual2 lagi. Pantas saja dia diam saja dan menolak makan sejak sore itu. Mungkin dia merasa mual dan tidak nyaman pada perutnya. Aku berharap dengan muntahnya ini panasnya segera turun. Namun ternyata tidak. Dua hari, dua malam panasnya tinggi. Aku terus mengompres badannya. Lalu aku beri obat penurun panas bila thermometer yang aku jepitkan di ketiaknya menunjukkan angka 38 lebih. Badan raihana agak mengigil menahan demam ini.

Setiap dia hendak tidur, tak pernah aku melepas pelukanku. Sampai-sampai aku keringetan merasakan panas badannya. Ketika shalat, tak pernah lupa aku memanjatkan doa untuk kesembuhan anakku.  Aku usap-usap kepalanya. Aku keraskan doaku agar dia juga mendengar.

aku terus memeluknya, berdoa, menenangkan, membujuknya minum obat, membujuknya makan walau sesuap.

Jumat, dia sudah agak lebih baik. Panasnya hanya berkisar 37 derajat. Masih hangat. Tapi sudah agak tenang. Mau makan walau sedikit. Hingga sabtu, panasnya tetap 37 derajat. Masih susah makan. Mulutnya agak bau.  BAB-nya agak encer karena sedikit makanan padat yg masuk.

Akhirnya, untuk memastikan apa sakitnya, sabtu pagi aku bawa dia ke dokter. Ternyata raihana kena radang tenggorokan. Aku cari-cari informasi di internet mengenai penyakit ini. Memang sama gejala yang aku lihat. Gejala radang tenggorokan karena virus: panas tinggi, mulut agak berbau, tidak mau makan, pilek sedikit, batuk tanpa dahak.

Aku juga tidak perlu terlalu khawatir. Penyakit ini memang agak sering menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih blm stabil. Bila karena virus, dia akan pulih sendiri dalam beberapa hari bahkan dalam waktu 2 minggu bergantung daya tahan tubuhnya. Tinggal bagaimana kita memberi asupan gizi ke anak dengan baik dan istirahat yang cukup. Lalu bagaimana bila dia tidak mau makan? Tenggorokannya terasa sakit bila menelan. Alternatifnya dengan memberinya bubur, kuah sup, atau jus. Yang harus lebih sering kita berikan adalah air hangat. Tidak perlu antibiotic. 

Alhamdulillah, tadi aku ukur suhunya, sudah turun ke angka 36. Tidurnya sudah agak nyenyak. Memang masih batuk sedikit2. Tapi aku sudah menyiapkan jurus jitu untuk batuknya ini.

Tapi, bila aku boleh menyimpulkan, sebenarnya resep yang paling ampuh ketika anak sakit adalah pelukan. Bila aku diperlakukan seperti itu ketika sakit, aku akan merasa nyaman, merasa diperhatikan dan berharga. Perasaan itu akan memicuku untuk segera sembuh karena aku tidak ingin membuat sedih ibuku yang sudah begitu lelah menjagaku selama sakit tanpa sekalipun mengeluh.

Karena itulah nak, umi berharap, semoga pelukan umi kelak memiliki arti untukmu dan semoga kamu akan selalu mengingat betapa umi begitu menyayangimu. Sehat selalu ya nak!
Rabu, 07 Juli 2010

gaya manismu!

paling susah mendapatkan gaya manis tatkala raihana difoto.
hasilnya ya begini deh 



Selasa, 06 Juli 2010

episode adik

suatu sore:

anak: umiii... aku mau adek dong kayak pandu! (pandu itu sepupunya)
emak: (kaget) ya udah, kita berdoa ke Allah, yuk, biar kamu dikasih adik.
anak: tapi aku mau yang walna bilu, ya!
emak: (bengong).

hari lain:

anak: umi, adiknya udah ada di pelut umi belom?
emak: belum nih.
anak: umi, adiknya ada yg walna pink, ga? aku mau yang pink.
emak: (bengong)

Senin, 21 Juni 2010

(untuk ibu2) baru saja baca hadits ini: Dari Abu Umamah, ”Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ”Kemudian Jibril a.s. bertolak meneruskan perjalanan bersamaku, tiba-tiba aku melihat wanita-wanita yang kedua payudaranya diteteki oleh beberapa ular.” Kemudian aku bertanya, ”Kenapa mereka itu?” Kemudian ada yang menjawabku, ”Mereka adalah wanita-wanita yang menghalangi anak-anak mereka dari air susu mereka.”” (HR Al-Hakim, dia menyatakannya hadits shahih).

yang tersisa dari PKS

Munas II PKS baru saja berlalu kemarin. Hiruk pikuknya sudah tidak terasa lagi. Tapi masih ada yang tertinggal. Kesan-kesan yang muncul dari pemilihan tempat, penetapan kebijakan PKS menjadi partai inklusif, diterimanya nonmuslim dalam kepengurusan, dan pro-kontra terhadap itu semua.
 
Bila disimak, pro-kontra yang muncul di dunia maya begitu ramai. Ada yang mendukung, mempertanyakan, mencemooh, bahkan memaki pun ada. Komplite pokoknya. Yang ngasih komentar sebagian besar (ngakunya) orang Islam. Bahkan ada yang (ngaku) kader PKS juga. Aku memakai kata “ngaku” karena identitas di dunia maya begitu absurd. Tidak jelas. Bisa aja kan orang pakai ID tertentu untuk tujuan tertentu. Wallahu ‘alam.

Yang menjadi perhatianku, sepertinya apapun yang dilakukan PKS pasti menuai panen komentar baik di millis, blog, portal berita, dll. Memangnya ada apa sih dengan PKS sampe orang-orang begitu semangatnya memberi komentar. Apa istimewanya PKS? Hayoo jawab….

PKS ngomong A… langsung komentaaaaar… PKS melakukan B… panen komentaaar…. Hebat bener ya PKS itu. Jadi bikin aku makin penasaraaaaan….

Jujur saja, pada awal berdirinya PKS (yang dulu masih PK), aku termasuk orang yang kurang simpati kepada PKS. Ngapain sih cape-cape bikin partai? Aku tanya ke banyak orang kenapa musti bela-belain PKS. Dah gitu agenda ruhani jadi banyak disisihkan hanya untuk membahas PKS. Aku kan lagi butuh siraman ruhani, bukan politik…. Sampai-sampai aku enggan diamanahi apapun yang masih berkaitan dengan PKS. Aku nggak mau kena label politik aliran tertentu. Apalagi ikutan Direct Selling. Apaan tuh? Dah gitu aku bergaul dengan orang-orang yang membelakangi PKS. Makin parah deh.

Namun, jujur juga… di dalam hati kecilku… aku nggak bisa berpaling dari PKS. Setiap gerak-geriknya aku perhatikan. Orang-orang yang aktif di dalamnya pun aku perhatikan. Apa benar yang dikatakan orang kalau banyak aleg yang lupa daratan setelah dapet kursi di DPR? Apa benar banyak yang bermewah-mewahan? Apa benar partai ini hanya haus kekuasaan? Apa benar partai ini sudah menanggalkan Islam sebagai identitas?

Berita-berita di media massa tentang dirinya selalu aku baca. Berita di televise aku tongkrongi.

Akhirnya aku menemukan jawabannya. Jawaban itu tidak perlu aku cari jauh-jauh. Semuanya ada di sekitarku. Aku selama ini hanya menutup mata. Tidak mau melihat secara obyektif. Hanya prasangka yang aku kedepankan. Toh ternyata realitas di lapangan begitu berbeda dengan apa yang aku pikirkan.

Cobalah tengok mereka yang berada di level bawah. Mereka hanyalah kumpulan orang ikhlas yang ingin melakukan banyak kebaikan untuk masyarakat. Mereka rela mengorbankan waktunya untuk membantu masyarakat mengurus SKTM untuk keluarga tak mampu. Mereka berjibaku merancang kegiatan-kegiatan sederhana yang manfaatnya dapat langsung terasa oleh masyarakat sekitar, mereka langsung terjun ke daerah-daerah bencana tanpa menunggu komando pimpinan atau menunggu diekspos media. Mereka bahkan rela merogoh dompetnya untuk membantu masyarakat sekitar, membantu rakyat Palestina tanpa harus disuruh. Bahkan ada umahat yang rela membagi waktunya mengurus keluarga, juga mengurus ibu-ibu di sekitar rumahnya.

Ketika aku tanya kepada mereka, apa yang mereka cari? Jabatan? Kekuasaan? Tidak, mereka tidak mengharapkan itu semua. Bahkan mereka banyak mengeluarkan dana dari kantong sendiri untuk kegiatan-kegiatan itu. Bagi mereka ini sebagai ladang amal dan bekal amal saleh untuk di akhirat nanti. Lalu, kalau tidak memperolah apa-apa dari PKS mengapa mau seperti itu? Mereka hanya menjawab, ini adalah bagian dari dakwah yang ingin memberi sebanyak-banyaknya kebaikan untuk orang banyak.

Aku juga pernah bertanya, mengapa sih PKS seperti mengejar kekuasaan? Mereka menjawab kekuasaan itu perlu untuk mengamalkan nilai-nilai Islam yang universal. Top to down. Sebenarnya, bila PKS yang memimpin, masyarakat tidak akan dirugikan sama sekali. Bahkan diuntungkan. Semua kader PKS yang diamanahkan sebagai pemimpin harus bisa menjadi pelayan masyarakat. Korupsi harus diberantas. Kebocoran dana harus diminimalisasi agar bisa dialokasikan untuk pendidikan dan kesehatan yang bisa dinikmati langsung masyarakat luas.

Namun untuk mencapai niat tersebut tidaklah mudah. Banyak halangan dan rintangan. Orang-orang yang tidak suka akan terus berupaya melemahkannya dengan berbagai upaya. Dari dalam dan dari luar.

Pesanku, cobalah melihat dengan hati jernih, lapang, dan jauh dari prasangka. Lihat bukti kerja nyatanya. Kalau hanya omdo ya jangan diikuti.

Dan sekali lagi, jangan “membaca” PKS dari pejabat yang sering nongol di tivi saja. Cobalah lihat ke pelosok-pelosok. Anda akan tahu bedanya.

Anda akan tahu jawabannya.

Wallahu’alam.
Jumat, 18 Juni 2010

Dengan ongkos Rp. 3.500,- bisa keliling Jakarta part 2

dari shelter Gelora Bung Karno, worwor menaiki busway yang menuju jakarta-kota. setibanya di dukuh atas sesuai dengan informasi dari petugas, worwor turun. celingak-celinguk sejenak. lah, ke mana lagi nih. dari papan informasi yang ada di seberang pintu, arah balik itu menuju blok m. lalu di mana tempat transit yg mau ke kampung mlayu?

tiga menit celingak-celinguk, akhirnya terlihat papan pemberitahuannya. ternyata ada pintu lain menuju shelter dukuh atas 2. worwor mengikuti jalan itu. wah, jauh juga ya. jalannya berkelok-kelok. mungkin ada sekitar 500 meter jaraknya. shelter dukuh atas 2 ini ada di seberang jalan Thamrin. Jl. Kendal kalau tidak salah.

worwor berdiri di salah satu pintu masuk busway. oh ya, karena worwor tidak musti keluar shelter, dia jadi tidak perlu bayar ongkos lagi.

lalu, ada dua bus masuk. satu penuh, satu kosong. ah, naek yang kosong saja. begitu pikir worwor. alhamdulillah dapet tempat duduk.

lagi asyiknya
menikmati perjalanan, worwor merasakan ada yang aneh. bus yang penuh di depan itu lurus. sedang bus yang dia naiki kenapa belok kanan? dengan perasaan agak sedikit waswas, worwor mencoba menyelidiki apakah sudah benar jalur bus yang dia naiki.

oalaaah... ternyata
worwor salah naik! dia naik bus jurusan ragunan! waduuh. terbayang dalam pikiran worwor kalau benar dia sampe ragunan. kan ragunan masih jauh dari depok? terbetik dalam pikirannya bagaimana kalau turun saja di shelter berikutnya. ibarat naek kereta api, kalau salah turun stasiun kan bisa balik lagi.

"mbak, kalau mau ke matraman turun di mana?" selintas
worwor mendengar suara orang bertanya ke petugas  bus yang kebetulan cewek. ternyata ada juga penumpang yang salah naik.

"turun di halimun aja mas, dari situ semuanya lewat matraman kok."

worwor yang kebetulan mendengar pembicaraan itu merasa menemukan jawaban yang sama.

sip deh. sampai shelter halimun,
worwor turun dan naek bus yg ke arah pulogadung. sebelum jl pramuka pasti lewatin matraman.

sejenak
worwor memandangi sekeliling. walah... kok sampai di manggarai segala ya. pasar rumput juga dilewati. bener2 jalan-jalan ini namanya.

jalanan cukup lancar. sedikit sekali yang macet, mungkin karena saat itu masih jam kantor.


akhirnya sampi juga di matraman.

oalaah... ternyata dari matraman,
worwor harus berjalan kaki lagi menuju shelter transit yang ada di seberang jalan. lumayan pegel nih kaki.

tak apa-apalah. yang penting cepat sampai. begitu pikir
worwor.

di shelter seberang,
worwor akhirnya bernapas lega. dia sudah merasa berada di jalur yang benar. dari matraman dia naik bus yang ke kampung mlayu dan dari kampung melayu, dia tinggal transit sekali lagi menuju pasar rebo... alhamdulilaaah....

kurang dari satu jam perjalanan hingga sampailah
worwor di shelter fly over jalan raya bogor. dari situ dia tinggal naik angkot ke terminal depok... dan akhirnya sampai juga di rumaaaaah....

senang? tentu saja. pikiran lumayan fresh. asal tahu saja, kalau
worwor sedang suntuk begitu, obat yang mujarab buat dia adalah jalan-jalan.

dari pengalamannya ini,
worwor ingin sekali jalan-jalan ke kemayoran naik busway dari pasar rebo. lumayan kan dengan ongkos 3.500 (kalau nggak naik lagi ya tarif ongkosnya) worwor bisa ke mana saja. Blok m, kota, pulogadung, kemayoran, ancol.... kapan-kapan ya.

tiap orang pasti punya cara berbeda-beda untuk menghibur diri.

nah, bagaimana dengan anda? apa yang anda lakukan ketika pikiran suntuk?

**ceritanya lagi latihan nulis.

Dengan ongkos Rp. 3.500,- bisa keliling Jakarta

Worwor, si penduduk depok yang lagi norak, kamis kemarin sedang suntuk. Pikiran mumet. Butuh refresing kayaknya. Kamis pagi itu kebetulan ada saudara yang memerlukan pertolongan. Dia pun izin sebentar nggak ngantor. Ingin mengantarkan saudaranya itu berobat.

Setelah selesai urusan dengan saudaranya itu, Worwor harus segera ke kantor. Di sana pekerjaan menanti. Belum lagi harus menyelesaikan urusan relasi yang siang-malam-sore sudah meng-SMS-nya meminta jawaban.

Tiba-tiba (ini kata yang sangat disukai anaknya, raihana), terlintas ide untuk cuti saja sekalian. Enak nih kalau bisa sekalian refreshing. Oke ga tuh idenya? Akhirnya wowor meng-sms kantor minta cuti mendadak. Mengingat otak sudah overload.

“Mau ke mana ya?” Itu yang terlintas pertama kali dalam otaknya.
“Ah, nelepon Yayang aja. Barangkali masih di sekitar depok.”
Si wowor segera mengeluarkan HP dari tasnya. Dicarinya kontak bernama abang cayang lalu ditekannya tombol call.

Nuuut… nuuut… nut…. Nada tersambung.

“Ada apa, Mi” yayangnya ternyata langsung merespon.
“Abi ada di mana? Jadi ke PKS Expo hari ini? Umi ikut doooooong!”
“Lah, umi emang ga ngantor?”
“Cuti,” jawab Worwor pendek.
“Oke deh, abi jemput umi. Sekarang ada di mana?”
Si worwor segera menyebutkan lokasi di mana dia berdiri. Hanya menunggu 10 menitan, sebuah motor bebek muncul dengan penunggangnya yang ganteng.

Kedua orang itu pun meluncur ke PKS EXPO.

Sesampainya di sana, acara baru saja dibuka. Yayang si Worwor segera menuju standnya. Kebetulan DPC-nya membuka stand jadi bisa ikutan nebeng produk teranyar. Worwor pusing tujuh keliling melihat produk-produk yang dijual. Semua bikin ngiler. Daripada terlalu lama ngiler nggak ada juntrungannya, akhirnya Worwor mengambil keputusan untuk segera chau saja dari situ.

Worwor diantar abang cayang ke ojek terdekat, Worwor meluncur menuju shelter busway terdekat, Gelora Bung Karno. Dia ingin ke Pasar Rebo dengan naik busway. Teringat pengalamannya dulu sewaktu dari Gramedia Matraman bisa pulang ke depok dengan busway, Worwor berpikir dari senayan ini bisa juga sampe Pasar Rebo. Tadi dia baru saja melihat isi tasnya hanya ada Rp.10.000 untuk sampai ke Depok. (nggak punya dompet). Dengan asumsi, ongkos busway 3500, dari pasar rebo ke terminal depok 4000, dan ongkos ke rumah 2500. pas kan? Hehehe.

Dengan pede Worwor bertanya ke petugas shelter di mana dia harus transit untuk sampai ke Pasar Rebo. Oh, turun di Dukuh Atas, nyambung ke yang kampong melayu. Begitu arahan dari pak petugas. Okelah….

Tak lama, busway pun datang…..

Bersambung… dah mau pulang nih. Besok kita lanjutkan lagi petualangan Worwor. Sampaikah dia ke depok dengan ongkos terbatas, naek bus berAC, dapet tempat duduk nyaman?
Senin, 14 Juni 2010

beralih profesi

kagok...
nervous...
ngeblank...

itu yang pertama aku rasakan ketika di awal tahun ini aku ditunjuk menangani bagian yang kursinya kosong ditinggal pergi penghuninya terdahulu. bingung mau ngapain... syok... but life must go on. begitu kata orang bijak. akhirnya dengan mengucapkan bismillah, aku bertekad untuk mencobanya.

sebelumnya, aku lebih banyak menangani sisi desain pembuatan buku. jarang sekali aku menangani penaskahan, membuat schedule, apalagi merancang buku apa yang mau diterbitkan. pengetahuanku soal dunia perbukuan tidak terlalu banyak walau aku suka membaca buku. tulisan-tulisan pun sedikit sekali yang aku buat belakangan ini. masa-masa produktif menulisku lebih banyak ketika aku masih di bangku sekolah. ketika kuliah, masih mendinganlah... setelah menikah... duh, boro-boro deh. untuk membaca buku saja aku kesulitan meluangkan waktu.

kini, pekerjaanku menuntut aku untuk mampu menilai, memilah, memikirkan kemungkinan-kemungkinan masa depan si buku... dan ini yang agak sulit buatku, membangun hubungan baik dengan relasi-relasi penerbitan. aku bukan orang yang termasuk ramah dalam bergaul, cenderung cuek, dan tidak pandai berbasa-basi.

namun itu semua harus kujadikan tantangan untuk meningkatkan potensi yang mungkin saja lama terpendam dalam diriku.

ah, aku kadang merasa menyesal... kenapa dulu tidak begini... mengapa dulu tidak begitu... tapi itu tidak penting lagi bukan?

setelah beberapa bulan nyemplung di sini, aku baru menyadari betapa dunia buku Indonesia itu begitu luaaas dan indaaaaah. mengenali penulis-penulisnya yang subhanallaaaaaah begitu cinta dengan profesinya dan karya-karyanya yang menggugah. membuatku salut.

dulu, aku baru mengenal penulis yang suka mampir di tempatku ini. tipenya macam-macam. ada yang baik, ramah... ceria, dan ada juga yang ah, sudah, tak perlu menceritakan hal itu lagi deh. hanya membuatku mual.

aaaaaaaah... kapan ya aku bisa jadi penulis???????????
Kamis, 06 Mei 2010

[parenting] anak karbitan

Rating:★★★★★
Category:Other
sharing: Artikel tentang pendidikan anak yang sangat bagus. Yang sebaiknya dibaca oleh semua orang (para pendidik, calon orang tua, dan orang tua).

Apalagi di zaman seperti ini, banyak orang tua yang seperti berlomba-lomba menginstal anak-anaknya. Meremehkan pentingnya bermain bagi anak-anak, membatasi ruang eksplorasi anak, sibuk membandingkan anak-anaknya dengan anak-anak lain yang lebih cepat masuk sekolah, yang lebih dahulu bisa membaca, dan untuk mereka yang menganggap sekolah itu adalah sebuah bengkel.

Dan juga untuk sekolah-sekolah yang berbangga diri dengan anak-anak yang kognitifnya cerdas namun menyudutkan anak-anak unik, yang kecerdasan lainnya tidak terasah.

Please, baca ini ya . Memang panjang, tapi bersabar ya. Karena ilmunya banyak sekali.

*****
oleh Dewi Utama Faizah

*) Dewi Utama Faizah, bekerja di Direktorat pendidikan TK dan SD Ditjen Dikdasmen, Depdiknas, Program Director untuk Institut Pengembangan Pendidikan Karakter divisi dari Indonesia Heritage Foundation.

Anak-anak yang digegas
Menjadi cepat mekar
Cepat matang
Cepat layu...

Pendidikan bagi anak usia dini sekarang tengah marak-maraknya. Di mana-mana orang tua merasakan pentingnya mendidik anak melalui lembaga persekolahan yang ada. Mereka pun berlomba untuk memberikan anak-anak mereka pelayanan pendidikan yang baik. Taman kanak-kanak berdiri dengan berbagai rupa, di kota hingga ke desa. Kursus-kursus kilat untuk anak-anak juga bertaburan di berbagai tempat. Tawaran berbagai macam bentuk pendidikan ini amat beragam. Mulai dari yang puluhan ribu hingga jutaan rupiah per bulannya. Dari kursus yang dapat membuat otak anak cerdas dan pintar berhitung, cakap berbagai bahasa, hingga fisik kuat dan sehat melalui kegiatan menari, main musik dan berenang. Dunia pendidikan saat ini betul-betul penuh dengan denyut kegairahan. Penuh tawaran yang menggiurkan yang terkadang menguras isi kantung orangtua.

Captive market I
Kondisi diatas terlihat biasa saja bagi orang awam. Namun apabila kita amati lebih cermat, dan kita baca di berbagai informasi di internet dan lileratur yang ada tentang bagaimana pendidikan yang patut bagi anak usia dini, maka kita akan terkejut! Saat ini hampir sebagian besar penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak usia dini melakukan kesalahan. Di samping ketidakpatutan yang dilakukan oleh orang tua akibat ketidaktahuannya!

Anak-Anak Yang Digegas...
Ada beberapa indikator untuk melihat berbagai ketidakpatutan terhadap anak. Di antaranya yang paling menonjol adalah orientasi pada kemampuan intelektual secara dini. Akibatnva bermunculanlah anak-anak ajaib dengan kepintaran intelektual luar biasa. Mereka dicoba untuk menjalani akselerasi dalam pendidikannya dengan memperoleh pengayaan kecakapan-kecakapan
akademik dl dalam dan di luar sekolah.

Kasus yang pernah dimuat tentang kisah seorang anak pintar karbitan ini terjadi pada tahun 1930, seperti yang dimuat majalah New Yorker. Terjadi pada seorang anak yang bernama William James Sidis, putra scorang psikiater. Kecerdasan otaknya membuat anak itu segera masuk Harvard College walaupun usianya masih 11 tahun. Kecerdasannya di bidang matematika begitu mengesankan banyak orang. Prestasinya sebagai anak jenius menghiasi berbagai media masa. Namun apa yang terjadi kemudian? James Thurber seorang wartawan terkemuka, pada suatu hari menemukan seorang pemulung mobil tua, yang tak lain adalah William James Sidis. Si anak ajaib yang begitu dibanggakan dan membuat orang banyak berdecak kagum pada beberapa waktu silam.

Kisah lain tentang kehebatan kognitif yang diberdayakan juga terjadi pada seorang anak perempuan bernama Edith. Terjadi pada tahun 1952, seorang Ibu yang bemama Aaron Stern telah berhasil melakukan eksperimen menyiapkan lingkungan yang sangat menstimulasi perkembangan kognitif anaknya sejak si anak masih janin. Baru saja bayi itu lahir ibunya telah memperdengarkan suara musik klasik di telinga sang bayi. Kemudian diajak berbicara dengan menggunakan bahasa orang dewasa. Setiap saat sang bayi dikenalkan kartu-kartu bergambar dan kosa kata baru. Hasilnya sungguh mencengangkan! Di usia 1 tahun Edith telah dapat berbicara dengan kalimat sempurna. Di usia 5 tahun Edith telah menyelesaikan membaca ensiklopedi Britannica. Usia 6 tahun ia membaca enam buah buku dan Koran New York Times setiap harinya. Usia 12 tahun dia masuk universitas. Ketika usianya menginjak 15 lahun la menjadi guru matematika di Michigan State University. Aaron Stem berhasil menjadikan Edith anak jenius karena terkait dengan kapasitas otak yang sangat tak berhingga. Namun kabar Edith selanjutnya juga tidak terdengar lagi ketika ia dewasa. Banyak kesuksesan yang diraih anak saat ia menjadi anak, tidak menjadi sesuatu yang bemakna dalam kehidupan anak ketika ia menjadi manusia dewasa.

Berbeda dengan banyak kasus legendaris orang-orang terkenal yang berhasil mengguncang dunia dengan penemuannya. Di saat mereka kecil mereka hanyalah anak-anak biasa yang terkadang juga dilabel sebagai murid yang dungu. Seperti halnya Einsten yang mengalami kesulitan belajar hingga kelas 3 SD. Dia dicap sebagai anak bebal yang suka melamun.

Selama berpuluh-puluh tahun orang begitu yakin bahwa keberhasilan anak di masa depan sangat ditentukan oleh faktor kogtutif. Otak memang memiliki kemampuan luar biasa yang tiada berhingga. Oleh karena itu banyak orang tua dan para pendidik tergoda untuk melakukan "Early Childhood Training". Era pemberdayaan otak mencapai masa keemasannya. Setiap orang tua dan pendidik berlomba-lomba menjadikan anak-anak mereka menjadi anak-anak yang super (Superkids). Kurikulum pun dikemas dengan muatan 90 % bermuatan kognitif yang mengfungsikan belahan otak kiri. Sementara fungsi belahan otak kanan hanya mendapat porsi 10% saja. Ketidakseimbangan dalam memfungsikan ke dua belahan otak dalam proses pendidikan di sekolah sangat mencolok. Hal ini terjadi sekarang di mana-mana, di Indonesia... .

"Early Ripe, Early Rot...!"

Gejala ketidakpatutan dalam mendidik ini mulai terlihat pada tahun 1960 di Amerika. Saat orang tua dan para professional merasakan pentingnya pendidikan bagi anak-anak semenjak usia dini. Orang tua merasa apabila mereka tidak segera mengajarkan anak-anak mereka berhitung, membaca dan menulis sejak dini maka mereka akan kehilangan "peluang emas" bagi anak-anak mereka selanjutnya. Mereka memasukkan anak-anak mereka sesegera mungkin ke Taman Kanak-Kanak (Pra Sekolah). Taman Kanak-kanak pun dengan senang hati menerima anak-anak yang masih berusia di bawah usia 4 tahun. Kepada anak-anak ini gurunya membelajarkan membaca dan berhitung secara formal sebagai pemula.

Terjadinya kemajuan radikal dalam pendidikan usia dini di Amerika sudah dirasakan saat Rusia meluncurkan Sputnik pada tahun 1957. Mulailah "Era Headstart" merancah dunia pendidikan. Para akademisi begitu optimis untuk membelajarkan matematika kepada anak sebanyak dan sebisa mereka (tiada berhingga). Sementara mereka tidak tahu banyak tentang anak, apa yang mereka butuhkan dan inginkan sebagai anak.

Puncak keoptimisan era Headstart diakhiri dengan pernyataan Jerome Bruner, seorang psikolog dari Harvard University yang menulis sebuah buku terkenal " The Process of Education" pada lahun 1960, ia menyatakan bahwa kompetensi anak untuk belajar sangat tidak berhingga. Inilah buku suci pendidikan yang mereformasi kurikulum pendidikan di Amerika. "We begin with the hypothesis that any subject can be taught effectively in some intellectually honest way to any child at any stage of development" .

Inilah kalimat yang merupakan hipotesis Bruner yang disalahartikan oleh banyak pendidik, yang akhirnya menjadi bencana! Pendidikan dilaksanakan dengan cara memaksa otak kiri anak sehingga membuat mereka cepat matang dan cepat busuk... early ripe, early rot!

Anak-anak menjadi tertekan. Mulai dari tingkat pra sekolah hingga usia SD. Di rumah para orang tua juga melakukan hal yang sama, yaitu mengajarkan sedini mungkin anak-anak mereka membaca ketika Glenn Doman menuliskan kiat-kiat praktis membelajarkan bayi membaca.

Bencana berikutnya datang saat Arnold Gesell memaparkan konsep "kesiapan-readiness " dalam ilmu psikologi perkembangan temuannya yang mendapat banyak decakan kagum. Ia berpendapat tentang "biological limitations on learning'. Untuk itu ia menekankan perlunya dilakukan intervensi dini dan rangsangan inlelektual dini kepada anak agar mereka segera siap belajar apapun.

Tekanan yang bertubi-tubi dalam memperoleh kecakapan akademik di sekolah membuat anak-anak menjadi cepat mekar. Anak-anak menjadi "miniature orang dewasa ". Lihatlah sekarang, anak-anak itu juga bertingkah polah sebagaimana layaknya orang dewasa. Mereka berpakaian seperti orang dewasa, berlaku pun juga seperti orang dewasa. Di sisi lain media pun merangsang anak untuk cepat mekar terkait dengan musik, buku, film, televisi, dan internet. Lihatlah maraknya program teve yang belum pantas ditonton anak-anak yang ditayangkan di pagi atau pun sore hari. Media begitu merangsang keingintahuan anak tentang dunia seputar orang dewasa. sebagai seksual promosi yang menyesatkan. Pendek kata media telah memekarkan bahasa, berpikir, dan perilaku anak tumbuh kembang secara cepat.

Tapi apakah kita tahu bagaimana tentang emosi dan perasaan anak? Apakah faktor emosi dan perasaan juga dapat digegas untuk dimekarkan seperti halnya kecerdasan? Perasaan dan emosi ternyata memiliki waktu dan ritmenya sendiri yang tidak dapat digegas atau dikarbit. Bisa saja anak terlihat berpenampilan sebagai layaknya orang dewasa, tetapi perasaan mereka tidak seperti orang dewasa. Anak-anak memang terlihat tumbuh cepat di berbagai hal tetapi tidak di semua hal. Tumbuh mekarnya emosi sangat berbeda dengan tumbuh mekarnya kecerdasan (intelektual) anak. Oleh karena perkembangan emosi lebih rumit dan sukar, terkait dengan berbagai keadaan. Cobalah perhatikan, khususnva saat perilaku anak menampilkan gaya"kedewasaan ", sementara perasaannya menangis berteriak sebagai "anak".

Seperti sebuah lagu popular yang pernah dinyanyikan suara emas seorang anak laki-laki "Heintje" di era tahun 70-an...
I'm Nobody'S Child
I'M NOBODY'S CHILD
I'M nobody's child I'm nobodys child
Just like a flower I'm growing wild
No mommies kisses
and no daddy’s smile
Nobody's touch me I'm nobody's child

Dampak berikutnya terjadi... ketika anak memasuki usia remaja. Akibat negatif lainnya dari anak-anak karbitan terlihat ketika ia memasuki usia remaja. Mereka tidak segan-segan mempertontonkan berbagai macam perilaku yang tidak patut. Patricia O'Brien menamakannya sebagai "The Shrinking of Childhood”. " Lu belum tahu ya... bahwa gue telah melakukan segalanya", begitu pengakuan seorang remaja pria berusia 12 tahun kepada
teman-temannya. "Gue tahu apa itu minuman keras, drug, dan seks" serunya bangga.

Berbagai kasus yang terjadi pada anak-anak karbitan memperlihatkan bagaimana pengaruh tekanan dini pada anak akan menyebabkan berbagai gangguan kepribadian dan emosi pada anak. Oleh karena ketika semua menjadi cepat mekar.... kebutuhan emosi dan sosial anak jadi tak dipedulikan! Sementara anak sendiri membutuhkan waktu untuk tumbuh, untuk belajar dan untuk berkembang.... sebuah proses dalam kehidupannya!

Saat ini terlihat kecenderungan keluarga muda lapisan menengah ke atas yang berkarier di luar rumah tidak memiliki waktu banyak dengan anak-anak mereka. Atau pun jika si ibu berkarier di dalam rumah, ia lebih mengandalkan tenaga "baby sitter" sebagai pengasuh anak-anaknva. Colette Dowling menamakan ibu-ibu muda kelompok ini sebagai "Cinderella
Syndrome" yang senang window shopping, ikut arisan, ke salon memanjakan diri, atau menonton telenovela atau buku romantis. Sebagai bentuk ilusi menghindari kehidupan nyata vang mereka jalani.

Kelompok ini akan sangat bangga jika anak-anak mereka bersekolah di lembaga pendidikan yang mahal, ikut berbagai kegiatan kurikuler, ikut berbagai les, dan mengikuti berbagai arena, seperti lomba penyanyi cilik, lomba model ini dan itu. Para orang tua ini juga sangat bangga jika anak-anak mereka superior di segala bidang, bukan hanya di sekolah. Sementara orang tua yang sibuk juga mewakilkan diri mereka kepada baby sitter terhadap pengasuhan dan pendidikan anak-anak mereka. Tidak jarang para baby sitter ini mengikuti pendidikan parenting di lembaga pendidikan eksekutif sebagai wakil dari orang tua.

ERA SUPERKIDS

Kecenderungan orang tua menjadikan anaknva "be special " daripada "be average or normal semakin marak terlihat. Orang tua sangat ingin anak-anak mereka menjadi "to excel to be the best". Sebetulnya tidak ada yang salah. Namun ketika anak-anak mereka digegas untuk mulai mengikuti berbagai kepentingan orang tua untuk menyuruh anak mereka mengikuti beragam kegiatan, seperti kegiatan mental aritmatik, sempoa, renang, basket, balet, tari bali, piano, biola, melukis, dan banyak lagi lainnya...maka lahirlah anak-anak super---"SUPERKIDS". Cost merawat anak superkids ini sangat mahal.

Era Superkids berorientasi kepada "Competent Child". Orang tua saling berkompetisi dalam mendidik anak karena mereka percaya "earlier is better". Semakin dini dan cepat dalam menginvestasikan beragam pengetahuan ke dalam diri anak mereka, maka itu akan semakin baik. Neil Posmant seorang sosiolog Amerika pada tahun 80-an meramalkan bahwa jika anak-anak tercabut dari masa kanak-kanaknya, maka lihatlah... ketika anak-anak itu menjadi dewasa, maka ia akan menjadi orang dewasa yang ke kanak-kanakan!

BERBAGAI GAYA ORANGTUA

Kondisi ketidakpatutan dalam memperlakukan anak ini telah melahirkan berbagai gaya orang tua (Parenting Style) yang melakukan kesalahan -"miseducation" terhadap pengasuhan pendidikan anak-anaknya. Elkind (1989) mengelompokkan berbagai gaya orang tua dalam pengasuhan, antara lain:

Gourmet Parents-- (ORTU BORJU)
Mereka adalah kelompok pasangan muda yang sukses. Memiliki rumah bagus, mobil mewah, liburan ke tempat-tempat yang eksotis di dunia, dengan gaya hidup kebarat-baratan. Apabila menjadi orang tua maka mereka akan cenderung merawat anak-anaknya seperti halnya merawat karier dan harta mereka. Penuh dengan ambisi! Berbagai macam buku akan dibaca karena ingin tahu isu-isu mutakhir tentang cara mengasuh anak. Mereka sangat percaya bahwa tugas pengasuhan yang baik seperti halnya membangun karier, maka "superkids" merupakan bukti dari kehebatan mereka sebagai orang tua.

Orangtua kelompok ini memakaikan anak-anaknya baju-baju mahal bermerek terkenal, memasukkannya ke dalam program-program eksklusif yang prestisius. Keluar masuk restoran mahal. Usia 3 tahun anak-anak mereka sudah diajak tamasya keliling dunia mendampingi orang tuanya. Jika suatu saat kita melihat sebuah sekolah yang halaman parkirnya dipenuhi oleh berbagai merek mobil terkenal, maka itulah sekolah kelompok orangtua "gourmet " atau- kelompok borju menyekolahkan anak-anaknya.

College Degree Parents --- (ORTU INTELEK)
Kelompok ini merupakan bentuk lain dari keluarga intelek yang menengah ke atas. Mereka sangat pcduli dengan pendidikan anak-anaknya. Sering melibatkan diri dalam berbagai kegiatan di sekolah anaknya. Misalnya membantu membuat majalah dinding, dan kegiatan ekstra kurikular lainnya. Mereka percaya pendidikan yang baik merupakan pondasi dari kesuksesan hidup. Terkadang mereka juga tergiur menjadikan anak-anak mereka "Superkids", apabila si anak memperlihatkan kemampuan akademik yang tinggi. Terkadang mereka juga memasukkan anak-anaknya ke sekolah mahal yang prestisius sebagai bukti bahwa mereka mampu dan percaya bahwa pendidikan yang baik tentu juga harus dibayar dengan pantas. Kelebihan kelompok ini adalah sangat peduli dan kritis terhadap kurikulum yang dilaksanakan di sekolah anaknya. Dan dalam banyak hal mereka banyak membantu dan peduli dengan kondisi sekolah,

Gold Medal Parents --(ORTU SELEBRITIS)
Kelompok ini adalah kelompok orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi kompetitor dalam berbagai gelanggang. Mereka sering mengikutkan anaknya ke berbagai kompetisi dan gelanggang. Ada gelanggang ilmu pengetahuan seperti Olimpiadc matematika dan sains yang akhir-akhir ini lagi marak di Indonesia. Ada juga gelanggang seni seperti ikut menyanyi, kontes menari, terkadang kontes kecantikan. Berbagai cara akan mereka tempuh agar anak-anaknya dapat meraih kemenangan dan menjadi "seorang Bintang Sejati ". Sejak dini mereka persiapkan anak-anak mereka menjadi "Sang Juara", mulai dari juara renang, menyanyi dan melukis hingga abang none cilik ketika anak-anak mereka masih berusia TK.

Sebagai ilustrasi dalam sebuah arena lomba ratu cilik di Padang puluhan anak-anak TK baik laki-laki maupun perempuan tengah menunggu di mulainya lomba pakaian adat. Ruangan yang sesak, penuh asap rokok, dan acara yang molor menunggu datangnya tokoh anak dari Jakarta. Anak-anak mulai resah, berkeringat, mata memerah karena keringat melelehi mascara mata kecil mereka. Para orang tua masih bersemangat, membujuk anak-anaknya bersabar. Mengharapkan acara segera dimulai dan anaknya akan keluar sebagai pemenang. Sementara pihak penyelenggara mengusir panas dengan berkipas kertas.

Banyak kasus yang mengenaskan menimpa diri anak akibat perilaku ambisi kelompok gold medal parents ini. Sebagai contoh pada tahun 70-an seorang gadis kecil pesenam usia TK mengalami kelainan tulang akibat ambisi ayahnya yang guru olahraga. Atau kasus "bintang cilik" Yoan Tanamal yang mengalami tekanan hidup dari dunia glamour masa kanak-kanaknya. Kemudian menjadikannya pengguna dan pengedar narkoba hingga menjadi penghuni penjara. Atau bintang cilik dunia Heintje yang setelah dewasa hanya menjadi pasien dokter jiwa. Gold medal parent menimbulkan banyak bencana pada anak-anak mereka!

Pada tanggal 26 Mei lalu kita saksikan di TV bagaimana bintang cilik "Joshua" yang bintangnya mulai meredup dan mengkhawatirkan orang tuanya. Orang tua Joshua berambisi untuk kembali menjadikan anaknya seorang bintang dengan kembali menggelar konser tunggal. Sebagian dari kita tentu masih ingat bagaimana lucu dan pintarnya Joshua ketika berumur kurang 3 tahun. Dia muncul di TV sebagai anak ajaib karena dapat menghapal puluhan nama-nama kepala negara. kemudian di usia balitanya dia menjadi penyanyi cilik terkenal. Kita kagum bagaimana seorang bapak yang tamatan SMU dan bekerja di salon dapat membentuk dan menjadikan anaknya seorang "superkid " --seorang penyanyi sekaligus seorang bintang film....

Do-it Yourself Parents
Merupakan kelompok orang tua yang mengasuh anak-anaknya secara alami dan menyatu dengan semesta. Mereka sering menjadi pelayanan professional di bidang sosial dan kesehatan, sebagai pekerja sosial di sekolah, di tempat ibadah, di Posyandu, dan di perpustakaan. Kelompok ini menyekolahkan anak-anaknya di sekolah negeri yang tidak begitu mahal dan sesuai dengan keuangan mereka. Walaupun begitu kelompok ini juga bemimpi untuk menjadikan anak-anaknya "Superkids"- -earlier is better". Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak mereka diajak mencintai lingkungannya. Mereka juga mengajarkan merawat dan memelihara hewan atau tumbuhan yang mereka sukai. Kelompok ini merupakan kelompok penyayang binatang, dan mencintai lingkungan hidup yang bersih.

Outward Bound Parents--- (ORTU PARANOID)
Untuk orang tua kelompok ini, mereka memprioritaskan pendidikan yang dapat memberi kenyamanan dan keselamatan kepada anak-anaknya. Tujuan mereka sederhana, agar anak-anak dapat bertahan di dunia yang penuh dengan permusuhan. Dunia di luar keluarga mereka dianggap penuh dengan marabahaya. Jika mereka menyekolahkan anak-anaknya maka mereka lebih memilih sekolah yang nyaman dan tidak melewati tempat-tempat tawuran yang berbahaya. Seperti halnya Do It Yourself Parents, kelompok ini secara tak disengaja juga terkadang terpengaruh dan menerima konsep "Superkids ". Mereka mengharapkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang hebat agar dapat melindungi diri mereka dari berbagai macam marabahaya. Terkadang mereka melatih kecakapan melindungi diri dari bahaya, seperti memasukkan anak-anaknya kursus "Karate, Yudo, pencak Silat" sejak dini. Ketidakpatutan pemikiran kelompok ini dalam mendidik anak-anaknya adalah bahwa mereka terlalu berlebihan melihat marabahaya di luar rumah tangga mereka, mudah panik, dan ketakutan melihat situasi yang selalu mereka pikir akan membawa dampak buruk kepada anak. Akibatnya anak-anak mereka menjadi "steril" dengan lingkungannya.

Prodigy Parents --(ORTU INSTANT)
Merupakan kelompok orang tua yang sukses dalam karier namun tidak memiliki pendidikan yang cukup. Mereka cukup berada, namun tidak berpendidikan yang baik. Mereka memandang kesuksesan mereka di dunia bisnis merupakan bakat semata. Oleh karena itu mereka juga memandang sekolah dengan sebelah mata, hanya sebagai kekuatan yang akan menumpulkan kemampuan anak-anaknya. 'Tidak kalah mengejutkannya, mereka juga memandang anak-anaknya akan hebat dan sukses seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yang cocok diberikan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu mereka sangat mudah terpengaruh kiat-kiat atau cara unik dalam mendidik anak tanpa bersekolah.
Buku-buku instant dalam mendidik anak sangat mereka sukai. Misalnya buku tentang "Kiat-Kiat Mengajarkan bayi Membaca" karangan Glenn Doman, atau "Kiat-Kiat Mengajarkan Bayi Matematika" karangan Siegfried, "Berikan Anakmu pemikiran Cemerlang " karangan Therese Engelmann, dan "Kiat-Kiat Mengajarkan Anak Dapat Membaca Dalam Waktu 6 Hari " karangan Sidney Ledson.

Encounter Group Parents--(ORTU NGERUMPI)
Merupakan kelompok orang tua yang memiliki dan menyenangi pergaulan. Mereka terkadang cukup berpendidikan, namun tidak cukup berada atau terkadang tidak memiliki pekerjaan tetap (luntang lantung). Terkadang mereka juga merupakan kelompok orang tua yang kurang bahagia dalam perkawinannya. Mereka menyukai dan sangat mementingkan nilai-nilai relationship dalam membina hubungan dengan orang lain. Sebagai akibatnya kelompok ini sering melakukan ketidakpatutan dalam mendidik anak-anak dengan berbagai perilaku "gang ngrumpi" yang terkadang mengabaikan anak. Kelompok ini banyak membuang-buang waktu dalam kelompoknya sehingga mengabaikan fungsi mereka sebagai orang tua. Atau pun jika mereka memiliki aktivitas di kelompoknya lebih berorientasi kepada kepentingan kelompok mereka. Kelompok ini sangat mudah terpengaruh dan latah untuk memilihkan pendidikan bagi anak-anaknya. Menjadikan anak-anak mereka sebagai "Superkids" juga sangat diharapkan.
Namun banyak dari anak-anak mereka biasanya kurang menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan.

Milk and Cookies Parents-(ORTU IDEAL)
Kelompok ini merupakan kelompok orang tua yang memiliki masa kanak-kanak yang bahagia, yang memiliki kehidupan masa kecil yang sehat dan manis. Mereka cenderung menjadi orangtua yang hangat dan menyayangi anak-anaknya dengan tulus. Mereka juga sangat peduli dan mengiringi tumbuh kembang anak-anak mereka dengan penuh dukungan. Kelompok ini tidak berpeluang menjadi orang tua yang melakukan "miseducation " dalam merawat dan mengasuh anak-anaknva. Mereka memberikan lingkungan yang nyaman kepada anak-anaknya dengan penuh perhatian, dan tumpahan cinta kasih yang tulus sebagai orang tua.

Mereka memenuhi rumah tangga mereka dengan buku-buku, lukisan dan musik yang disukai oleh anak-anaknya. Mereka berdiskusi di ruang makan, bersahabat dan menciptakan lingkungan yang menstimulasi anak-anak mereka untuk tumbuh mekar segala potensi dirinya. Anak-anak mereka pun meninggalkan masa kanak-kanak dengan penuh kenangan indah. Kehangatan hidup berkeluarga menumbuhkan kekuatan rasa yang sehat pada anak untuk percaya diri dan antusias dalam kehidupan belajar. Kelompok ini merupakan kelompok orang tua yang menjalankan tugasnya dengan patut kepada anak-anak mereka. Mereka begitu yakin bahwa anak membutuhkan suatu proses dan waktu untuk dapat menemukan sendiri keistimewaan yang dimilikinya.

Dengan kata lain mereka percaya bahwa anak sendirilah yang akan menemukan sendiri kekuatan di dirinya. Bagi mereka setiap anak adalah benar-benar seorang anak yang hebat dengan kekuatan potensi yang juga berbeda dan unik!

KAMU HARUS TAHU BAHWA TIADA SATU PUN YANG LEBIH TINGGI, ATAU LEBIH KUAT, ATAU LEBIH BAIK, ATAU PUN LEBIH BERHARGA DALAM KEHIDUPAN NANTI DARIPADA KENANGAN INDAH, TERUTAMA KENAN6AN MANIS DI MASA KANAK-KANAK. KAMU MENDENGAR BANYAK HAL TENTANG PENDIDIKAN, NAMUN BEBERAPA HAL YANG INDAH, KENANGAN BERHARGA YANG TERSIMPAN SEJAK KECIL ADALAH MUNGKIN ITU PENDIDIKAN YANG TERBAIK. APABILA SESEORANG MENYIMPAN BANYAK KENANGAN INDAH DI MASA KECILNYA, MAKA KELAK SELURUH KEHIDUPANNYA AKAN TERSELAMATKAN. BAHKAN APABILA HANYA ADA SATU SAJA KENANGAN INDAH YAN6 TERSIAMPAN DALAM HATI KITA, MAKA ITULAH KENANGAN YANG AKAN MEMBERIKAN SATU HARI UNTUK KESELAMATAN KITA"
-DESTOYEVSKY'S BROTHERS KARAM0Z0V---

PERSPEKTIF SEKOLAH YANG MENGKARBIT ANAK
Kecenderungan sekolah untuk melakukan pengkarbitan kepada anak didiknya juga terlihat jelas. Hal ini terjadi ketika sekolah berorientasi kepada produk daripada proses pembelajaran. Sekolah terlihat sebagai sebuah "industri" dengan tawaran-tawaran menarik yang mengabaikan kebutuhan anak. Ada program akselerasi, ada program kelas unggulan. Pekerjaan rumah yang menumpuk.

Tugas-tugas dalam bentuk hanya lembaran kerja. Kemudian guru-guru yang sibuk sebagai "Operator kurikulum" dan tidak punya waktu mempersiapkan materi ajar karena rangkap tugas sebagai administrator sekolah. Sebagai guru kelas yang mengawasi, dan mengajar terkadang lebih dari 40 anak, guru hanya dapat menjadi "pengabar isi buku pelajaran " ketimbang menjalankan fungsi edukatif dalam menfasilitasi pembelajaran. Di saat-saat tertentu sekolah akan menggunakan "mesin-mesin dalam menskor" capaian prestasi yang diperoleh anak setelah diberikan ujian berupa potongan-potongan mata pelajaran. Anak didik menjadi dimiskinkan dalam menjalani pendidikan di sekolah. Pikiran mereka diforsir untuk menghapalkan atau melakukan tugas-tugas yang tidak mereka butuhkan sebagai anak. Manfaat apa yang mereka peroleh jika guru menyita anak membuat bagan organisasi sebuah birokrasi? Manfaat apa yang dirasakan anak jika mereka diminta membuat PR yang menuliskan susunan kabinet yang ada di pemerintahan? Manfaat apa yang dimiliki anak jika ia disuruh menghapal kalimat-kalimat yang ada di dalam buku pelajaran? Tumpulnya rasa dalam mencerna apa yang dipikirkan oleh otak dengan apa yang direfleksikan dalam sanubari dan perilaku-perilaku keseharian mereka sebagai anak menjadi semakin senjang.

Anak-anak tahu banyak tentang pengetahuan yang dilatihkan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum persekolahan, namun mereka bingung mengimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sepanjang hari mereka bersekolah di sekolah untuk sekolah dengan tugas-tugas dan PR yang menumpuk.... Namun sekolah tidak mengerti bahwa anak sebenarnya butuh bersekolah untuk menyongsong kehidupannya!

Lihatlah, mereka semua belajar dengan cara yang sama. Membangun 90 % kognitif dengan 10 % afektif. Paulo Freire mengatakan bahwa sekolah telah melakukan "pedagogy of the oppressed" terhadap anak-anak didiknya. Dimana guru mengajar anak diajar, guru mengerti semuanya, dan anak tidak tahu apa-apa, guru berpikir dan anak dipikirkan, guru berbicara dan anak mendengarkan, guru mendisiplin dan anak didisiplin, guru memilih dan mendesakkan pilihannya dan anak hanya mengikuti, guru bertindak dan anak hanya membayangkan bertindak lewat cerita guru, guru memilih isi program dan anak menjalaninya begitu saja, guru adalah subjek dan anak adalah objek dari proses pembelajaran (Freire, 1993). Model pembelajaran banking system ini dikritik habis-habisan sebagai masalah kemanusiaan terbesar. Belum lagi persaingan antar sekolah. dan persaingan ranking wilayah....

Mengkompetensi Anak--- merupakan `KETIDAKPATUTAN PENDIDIKAN?"
"Anak adalah anugrah Tuhan... sebagai hadiah kepada semesta alam, tetapi citra anak dibentuk oleh sentuhan tangan-tangan manusia dewasa yang bertanggung jawab."(Nature versus Nurture).
Bagaimana? Karena ada dua pengertian kompetensi, kompetensi yang datang dari kebutuhan di luar diri anak (direkayasa oleh orang dewasa) atau kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dari dalam diri anak sendiri Sebagai contoh adalah konsep kompetensi yang dikemukakan oleh John Watson (psikolog) pada tahun 1920 yang mengatakan bahwa bayi dapat ditempa menjadi apapun sesuai kehendak kita; sebagai komponen sentral dari konsep kompetensi. Jika bayi-bayi mampu jadi pebelajar, maka mereka juga dapat dibentuk melalui pembelajaran dini.

Kata-kata Watson yang sangat terkenal adalah sebagai berikut : " Give me a dozen healthy infants, well formed and my own special world to bring them up in, and I'll guarantee you to take any one at random and train him to become any type of specialist I might select--doctor, lawyer, artist, merchant chief and yes, even beggar and thief regardless of this talents, penchants, tendencies, vocations, and race of his ancestors".

Pemikiran Watson membuat banyak orang tua melahirkan "intervensi dini" setelah mereka melakukan serangkaian tes Inteligensi kepada anak-anaknya. Ada sebuah kasus kontroversi yang terjadi di Institut New Jersey pada tahun 1976. Guru-guru melakukan serangkaian program tes untuk mengukur "Kecakapan Dasar Minimum (Minimum Basic Skill) "dalam mata pelajaran membaca dan matematika. Hasil dari pelaksanaan program ini dilaporkan kolomnis pendidikan Fred Hechinger kepada New York Times sebagai berikut:

`The improvement in those areas were not the result of any magic program or any singular teaching strategy, they were... simply proof that accountability is crucial and that, in the past five years, it has paid off in New Yersey".

Juga belajar dari biografi tiga orang tokoh legendaris dunia seperti Eleanor Roosevelt, Albert Einstein, dan Thomas Edison, yang diilustrasikan sebagai anak-anak yang bodoh dan mengalami keterlambatan dalam akademik ketika mereka bersekolah di SD kelas rendah. Semestinya kita dapat menyimpulkan bahwa pendidikan dini sangat berbahaya jika dibuatkan
kompetensi; kompetensi perolehan pengetahuan hanya secara kognitif karena hingga hari ini sekolah belum mampu menjawab dan dapat menampilkan kompetensi emosi sosial anak dalam proses pembelajaran. Pendidikan anak seutuhnya yang terkait dengan berbagai aspek seperti emosi, sosial, kognitif pisik, dan moral belum dapat dikemas dalam pembelajaran di sekolah secara terintegrasi. Sementara pendidikan sejati adalah pendidikan yang mampu melibatkan berbagai aspek yang dimiliki anak sebagai kompetensi yang beragam dan unik untuk dibelajarkan. Bukan anak dibelajarkan untuk dites dan diskor saja! Pendidikan sejati bukanlah paket-paket atau kemasan pembelajaran yang berkeping-keping, tetapi bagaimana secara spontan anak dapat terus menerus merawat minat dan keingintahuan untuk belajar. Anak mengenali tumbuh kembang yang terjadi secara berkelangsungan dalam kehidupannya. Perilaku keingintahuan -"curiosity" inilah yang banyak tercabut dalam sistem persekolahan kita.

Akademik Bukanlah Keutuhan Dari Sebuah Pendidikan!
"Empty Sacks will never stand upright"---George Eliot

Pendidikan anak seutuhnya tentu saja bukan hanya mengasah kognitif melalui kecakapan akademik semata! Sebuah pendidikan yang utuh akan membangun secara bersamaan, pikiran, hati, pisik, dan jiwa yang dimiliki anak didiknya. Membelajarkan secara serempak pikiran, hati, dan fisik anak akan menumbuhkan semangat belajar sepanjang hidup mereka. Di sinilah dibutuhkannya peranan guru sebagai pendidik akademik dan pendidik sanubari "karakter". Mereka mendidik anak menjadi "good and smart" -terang hati dan pikiran.

Sebuah pendidikan yang baik akan melahirkan "how learn to learn" pada anak didik mereka. Guru-guru yang bersemangat memberi keyakinan kepada anak didiknya bahwa mereka akan memperoleh kecakapan berpikir tinggi, dengan berpikir kritis, dan cakap memecahkan masalah hidup yang mereka hadapi sebagai bagian dari proses mental. Pengetahuan yang terbina dengan baik yang melibatkan aspek kognitif dan emosi, akan melahirkan berbagai kreativitas.

Leonardo da Vinci seorang pelukis besar telah menghabiskan waktunya berjam-jam untuk belajar anatomi tubuh manusia.

Thomas Edison mengatakan bahwa "genius is 1 percent inspiration and 99 percent perspiration ". Semangat belajar - "encourage' - Tidak dapat muncul tiba-tiba di diri anak. Perlu proses yang melibatkan hati, kesukaan dan kecintaan belajar. Sementara di sekolah banyak anak patah hati karena gurunya yang tidak mencintai mereka sebagai anak.

Selanjutnya misi sekolah lainnya yang paling fundamental adalah mengalirkan "moral literacy" melalui pendidikan karakter. Kita harus ingat bahwa kecerdasan saja tidak cukup. Kecerdasan plus karakter inilah tujuan sejati sebuah pendidikan (Martin Luther King, Jr). lnilah keharmonisan dari pendidikan, bagaimana menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan, antara kecerdasan hati dan pikiran, antara pengetahuan yang berguna dengan perbuatan yang baik ....


PENUTUP
Mengembalikan pendidikan pada hakikatnya untuk menjadikan manusia yang terang hati dan terang pikiran--- "good and smart "--- merupakan tugas kita bersama. Melakukan reformasi dalam pendidikan merupakan kerja keras yang mesti dilakukan secara serempak, antara sekolah dan masyarakat, khususnya antara guru dan orang tua. Pendidikan yang ada sekarang ini banyak yang tidak berorientasi kepada kebutuhan anak sehingga tidak dapat memekarkan segala potensi yang dimiliki anak. Atau pun jika ada yang terjadi adalah ketidakseimbangan yang cenderung memekarkan aspek kognitif dan mengabaikan faktor emosi.

Begitu juga orang tua. Mereka berkecenderungan melakukan training dini kepada anak. Mereka ingin anak-anak mereka menjadi "SUPERKIDS". Inilah fenomena yang sedang trend akhir-akhir ini. Inilah juga awal dari lahirnya era anak-anak karbitan! Lihatlah nanti... ketika anak-anak karbitan itu menjadi dewasa, maka mereka akan menjadi orang dewasa yang kekanak-kanakan.
----------

bagaimana pendapat anda?