Copyright © tempatMP
Design by Dzignine
Senin, 18 Oktober 2010

[Random Snippets-AIR]: Tidak temenan lagi dengan air

“Ayo kita mandiiii
Pakai air hangat (atau dingin, sesuai air yang mau dipakai)
Biar badan bersiiiih
Seeehaaat serta wangiiiiiiii”

Ayoo mandi!

Dulu, sewaktu raihana masih berumur di bawah dua tahun, lagu ini mampu membuatnya tertarik untuk mengikuti acara mandi pagi atau sore. Cukup dengan bertepuk tangan, bernyanyi dengan riang, raihana akan senang dan membiarkan tubuhnya disirami air, diberi sabun, dikeramas (tiap hari), dan digosok giginya dengan sikat halus khusus bayi. Raihana juga suka sekali berendam di dalam ember.

Itu dulu.

Setelah usianya menginjak 2,5 tahun, amat susah mengajaknya untuk mandi. Si umi harus mengerahkan segala kreativitasnya untuk menarik hati raihana agar mau mandi. Maka tak heran, kalau segala mainan plastic harus diboyong ke kamar mandi. Acara main masak-masakan harus dipindahkan ke kamar mandi.

Kalau sudah bosan, raihana akan kembali ogah mandi. Si ibu harus memutar otak lagi. Apalagi ya? Oh ya, main kereta-keretaan sebelum mandi. Stasiun terakhirnya adalah kamar mandi! Yup, jadilah pagi itu ramai dengan nyanyian “Naik Kereta Api.” Abi jadi lokomotif, umi jadi gerbong pertama, raihana gerbong terakhir. Barulah di stasiun terakhir si gerbong terakhir disiram air biar bersih.

Belum lagi, kalau suatu hari raihana terjatuh dan meninggalkan luka di salah satu anggota badannya (walaupun lukanya kecil), akan amat susah membujuknya mandi. Raihana akan nangis sekencang-kencangnya sebagai bentuk penolakan paling ekstrim.

Alhasil, si umi membujuk dengan cara membalut si luka dengan kain, plastic, atau kaus kaki (bila lukanya di kaki). Pokoknya, yang ada luka tidak boleh dikenai air atau sabun. Terkena sedikit saja (walau mungkin sebenarnya tidak sakit), dia akan menjerit kencang.

Acara keramas pun diubah tatacaranya. Raihana paling tidak suka bila keramas airnya diguyur langsung ke kepalanya. Ia akan histeris megap-megapan. Sibuk minta handuk untuk mengelap wajahnya. akhirnya, metode keramas diubah, dengan cara memangku raihana dan kepalanya saja yang disiram air, seperti kalau kita keramas di salon. Untuk membujuknya keramas juga harus dengan yel-yel, "ayooo, keramas di salooon!"

Yang jelas, acara mandi raihana kali ini penuh dengan tantangan dan inovasi.

(nb: demikian dulu tulisannya, tidak bisa panjang lebar karena ada panggilan rapat.)

dalam rangka ikut lomba nulis di sini

5 komentar:

  1. makasih pak... hehehe ternyata pengumpulan tulisannya udah melewati batas waktu. tapi gpp. biar semangat nulisnya!

    BalasHapus
  2. dikumpulin tanggal 18 okt ya, mb?
    makasih anyway, yaa ...

    Semoga bisa ikutan di event berikutnya! *_*

    BalasHapus
  3. uminya hrs byk akalnya ya..:-))

    Makasih dah nyasar ke site saya,
    salam...
    *salaman*

    BalasHapus