pernikahan ala cileungsi

jadi tergelitik pengen nulis pengalaman ini.
---------------------------------------------------

sabtu, sebulan yang lalu kalau tidak salah, aku dan suami diundang ke pernikahan adiknya kakak ipar suamiku. adiknya ini cowok. sebut saja si Aa. dia asli bandung. dia menikahi seorang perempuan dari cileungsi. karena itulah, acaranya dilaksanakan di cileungsi. di cileungsi ini juga kakaknya kakak ipar suamiku tinggal (bingung ga bacanya? hihihi).

aku berangkat dari kantor. sabtu itu aku ngantor. suamiku yg jemput ke kantor. dari sinilah kami langsung ke cileungsi naek motor. hehehe.

seperti biasanya mendatangi hajatan, kami menyiapkan perut untuk menerima aneka hidangan di sana (sengaja ga makan siang. hehehe). terbayang dong prasmanan yang menggugah selera.

kami langsung menuju ke rumah pengantin wanita. ga jauh dari Kota Wisata. modalnya ya bawa amplop lah. hehehe. alhamdulillah ga nyasar. kami langsung sampai ke lokasi hajatan. saat itu baru saja turun hujan. jadi jalanan lumayan becek. masuk lokasi juga agak becek. tapi ga papalah. yang penting entar makaaan (hihihi).

setibanya di lokasi, kami cuma disambut oleh satu orang keluarga wanita. salaman doang. sejenak aku bengong memandangi sekeliling. kok ga ada meja prasmanan? kok yang ada banyak meja2 berseliweran dgn makana kecil di atasnya. ditutup koran atau daun pisang. kok banyak baskom2? keluarga wanitanya nyuekin kami. cuma salaman doang. kok ga disuruh makan? (hihihi.. dasar makan mulu yg dipikirin).

suamiku langsung aja menarikku menemui si pengantin. di depan kursi pengantin ada meja. isinya kue pengantin, air mineral kemasan gelas, dan kue2. di samping kursi pengantin ada kursi sofa. aku pikir itu kursi buat ayah-ibu si pengantin. ga taunya buat tamu pengantin.

kami dipersilakan duduk oleh si Aa. ngobrol deh di situ. aneh kan? biasanya kita ga bs ngobrol2 lama ama penganten klo lagi hajatan. salaman doang trus makan. hehehe. di sini nggak.

akhirnya, ceritalah si Aa tentang adat nikahnya daerah sini (nggak tau nih betul ga ya?). Di sini kebiasaannya berbeda dari biasanya orang hajatan.

di daerah situ, tamu itu terpisah. bukan dipisah antara cewek and cowok. tapi dipisah antara tamu keluarga cewek dan tamu keluarga cowok. tamu keluarga cewek dijamu di tempat si cewek. tamu cowok ya di cowok. jadi ada 2 hajatan.

tamu cowok (ya kami ini) yang dateng ke tempat cewek tidak akan mendapatkan apa2 karena bukan di situ tempatnya.  mangkanya kami nggak bakal disuruh makan. hiks. si Aa sampe berbekal satu dus air mineral untuk menjamu tamunya sendiri dan membawa beberapa makanan kecil. dengan itulah kami dijamu. kalo kami mau makan ya ke tempat si Aa aja.

saat itu kami nggak tau sih klo begitu adatnya. pantesan, si kakak ipar wanti2 kalo mau datang nikahan ke tempat kakak ipar aja dulu. tapi ya mana kita tau. yg kita tau acara nikahnya di tempat cewek. ya ke situ deh.

pantesannya lagi, di situ nggak ada satu pun keluarga dari si Aa. ketika ditanya, ya ada di rumah semua! halah. aneh deh.

kebiasaan lainnya yg aneh, tamu pihak cewek yang datang itu pada bawa baskom ditutup kain. katanya sih isinya beras. ketika tamu mau pulang, baskom itu akan diisi ulang dengan kue2 kecil.... ada prinsip ga mau rugi dari pihak tuan rumah. duh duh duuuh....

makanan yang disajikan juga sederhana sekali untuk sebuah hajatan. hanya makanan kecil. prasmanannya pun hanya nasi, sayur dan lauk ala kadarnya. menu yang biasa dimakan sehari-hari. duh duh duh....

di sana juga ga menyediakan tempat buat angpau. langsung dikasih ke pengantin aja.

yang hebohnya lagi kata si Aa, seserahannya itu harus perabotan rumah tangga. ada lemari, tempat tidur, meja hias. kumplit dah (modalnya gede amat yak?).

aku cuma bengong2 aja dengerinnya. setelah puas ngobrol2 kami pamit pulang ke rumah kakaknya si Aa. kita pulang juga ga salaman tuh ama pihak keluarag cewek. ya sudahlah...

di rumah kakaknya kakak ipar inilah akhirnya kami bisa makan puaaaas... hehehe.