Copyright © tempatMP
Design by Dzignine
Selasa, 13 November 2007

.: dia serupa dengan seorang mujahid :.

"Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla." (HR. Ahmad)

"Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah." (HR. Ahmad)

<add id = hikmaharian>

hikmaharian memang rutin mengirimkan hikmah2 renungan setiap harinya via YM. dan dua hadist ini aku peroleh kemarin. shahih tidaknya, aku minta konfirm aja deh ke bang syamsul yang lebih ahli soalnya bukan itu yang pengen aku tulis.

hadist ini begitu membuatku terharu. bagaimana tidak. sedemikian tinggi penghargaan bagi setiap kepala keluarga yang dengan sekuat tenaga, bercucuran keringat, menjemput rezeki untuk keluarganya tercinta. mungkin banyak yang memandang keren mereka2 yang bekerja di kantoran yang tentu saja lebih mudah mendapatkan uang dengan gaji yang memadai. mereka tidak mesti kepanasan, tidak mesti keluar tenaga besar. tapi coba lihat mereka yang mungkin karena keadaan terpaksa bekerja sebagai tukang becak, kuli, atau pedagang keliling. terkadang, kita menganggap remeh mereka.

toh, di hadapan Allah, mereka tetaplah mulia. sama mulianya dengan orang2 kantoran. aku sangat sedih bila masih aja ada orang yang memandang kerja kantoranlah yang lebih mulia statusnya dibanding pedagang, kuli, tukang becak. padahal mereka sama dengan seorang mujahid. selama pekerjaan yang digelutinya itu halal loh....

ga masalah jadi pedagang kaki lima asal dia profesional sebagai pedagang. nggak ngurangin timbangan, amanah, bisa dipercaya.... ga masalah bila ia jadi kuli asal dia kerja dengan tekun, rajin, tepat waktu, hasilnya bagus.

aku sangat nggak suka melihat seorang kepala keluarga yang kerjanya hanya leha2 aja. nggak mau mikirin nafkah buat keluarga. malah istrinya atau anak-anaknya yg disuruh banting tulang nyari uang. dia tidak tahu betapa tingginya pahala untuknya bila bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga. setiap tetes keringatnya diganjar pahala dari Allah.

so, buat para bapak.... tidaklah sia-sia apa yang telah engkau lakukan demi memenuhi nafkah anak-istrimu. Jadikanlah ini sebagai ladang pahala, lakukanlah dengan penuh keikhlasan seberat apapun pekerjaan itu.

untuk suamiku, terima kasih atas segala usahamu yang tak kenal lelah... semoga kesabaranmu dan keikhlasanmu mendapatkan balasan yang indah dari-Nya. amien.

8 komentar:

  1. subhanallah, sebuah kritisi yang bagus...

    *kadang daku sring terkejut dgn tulisan2 mba...sederhana tp cukup tajam n beberapa diantaranya juga sweet, tergantung tema. sepertinya ga salah nih jadi bagian dari redaksi...:))*

    BalasHapus
  2. ah, masa sih mbak ina... aku cuma menuliskan apa yang aku rasa aja kok. tidak ada yg istimewa. masih kalah banget ama tulisan2 mbak ina yang bernas itu.... hiks hiks...

    btw, aku jadi semangat nulis nih jadinya. makasih ya mbak....

    BalasHapus
  3. ssssttt.... ah, jadi susah beneran nih, mpoookkk!!!

    BalasHapus
  4. Setuju mbak. Pernah baca hadist-2 serupa di Fiqh Sunnah, insya Allah shahih.

    BalasHapus
  5. sampai kini aku belum comfort nulis MP..abis kalau di kantor ditelepon mulu...belum nilai naskah bagian umum yang sering agak aneh dan temanya penuh irisan...ditambah kerjaan tim adhoc yang bikin pusing...jadi, masih cari mood di sela waktu istirahat.yah begitulah...aku

    BalasHapus
  6. nulisnya di rumah aja mbak. di sini tinggal posting deh.. hehehe...

    BalasHapus
  7. setuzzuu....hatiku selalu basah melihat para kuli kasar, tukang becak, ojek yang ramah, tukang bangunan...

    BalasHapus