senin kemarin aku lagi kesal banget.sebal. bawaannya marah terus. aku kalo marah, bukan dengan kata2. tapi dengan diam dan air mata. Sampe rumah uring2an aja kerjaannya. Terus nangis. Suami belum tau karena dia sibuk dikejar target deadline.
Lalu, malam selasa sempet keluar flek sedikit. aku khawatir takut ada apa2. pikirku mungkin karena terlalu capek bekerja. jadilah esoknya, aku ngambil istirahat satu hari. Nggak masuk kerja. niatnya pengen bedrest.
yang namanya di rumah, tentu nggak bisa bener2 bedrest. tetep aja harus masak. yang tidak aku kerjakan paling hanya cuci baju dan piring. beres2 rumah pun nggak. nggak papa deh berantakan sebentar.
tapi, karena kondisi rumah yang berantakan malah bikin aku senewen. bete. mau membereskan nggak bisa. perasaan jadi makin bete dan sebal. mau marah nggak tau harus ke siapa.
Puncaknya tadi malam. Akhirnya aku menumpahkan semua kekesalan dan kesedihan dengan menangis di samping suamiku. Lalu makin kejer deh setelah aku peluk suamiku. Nangis deh di dadanya. Suamiku jadi bingung. Hiks hiks hiks….
Akhirnya semua keluh kesahku keluar juga walo tersendat-sendat. Apa aja yg bikin aku kesal, aku omongin semua. Tentu sambil nangis ngomongnya. Nggak tau deh gimana tampangku saat itu. Yg pasti mata bengkak. Suami cuma diam mendengarkan. Aku tahu dia juga sudah letih kerja. di rumah malah disambut cemberutan dan rengekanku. Hiks. Maaf ya suamiku…. Setelah puas ngomong, aku pun tertidur kelelahan. Perasaan udah agak tenang.
Paginya, aku jadi berpikir. Jangan2 flek kemarin malam itu karena kondisi emosiku yang nggak stabil. Si dedek jadi ikutan gerak-gerak dan merasa gerah. aku jadi pengen tau, seberapa penting sih factor psikologis ibu hamil itu? Wow, ternyata penting banget. Pantas aja. Ketika rasa marah itu begitu kuat, aku merasa sesuatu yang ga nyaman di perutku. Waktu itu aku langsung aja baca Quran dan langsung tertidur. Ketika bangun itulah, aku baru tau klo keluar flek. Mungkin itu reaksi si baby.
dari informasi yang aku baca, factor psikologis ini memiliki peranan penting. Seorang ibu hamil harus memiliki keseimbangan emosi. Terutama di masa trimester pertama yang merupakan masa yang berat buat seorang ibu. Adanya perubahan hormone, rasa mual dan muntah yang menganggu pola makan. Perubahan hormone ini juga mengakibatkan sang ibu menjadi lebih sensitive. kadang suka menangis tiba-tiba.
Selain itu kondisi psikis ibu juga mempengaruhi perkembangan janin. Berdasarkan penelitian, bayi yang lahir dari ibu yang mengalami stress mengalami kelainan perkembangan, bisa juga membuat bayi lahir premature.
Untuk mencegah hal itu, support dari orang-orang di sekitar ibu hamil sangat diperlukan, seperti dari suami dan keluarga2 terdekat. Orang-orang sekitar sang ibu harus memiliki rasa toleransi dan pengertian yang tinggi terhadap kondisi sang ibu. Juga membantu menjaga perasaan sang ibu hamil.
Untuk sang ibu, usahakan untuk menjaga emosinya dengan selalu mengkomunikasikan semua yang dirasa kepada suami agar suami pun paham dan bisa turut membantu.
ada beberapa amalan yang dilakukan selama hamil. dikutip dari sini.
- Memperbanyak doa Q.S. Al Furqon : 74
- Mensyukuri anugerah terindah yang Allah berikan
- Memperbanyak sholat malam
- Memperbanyak Tilawatil Qur'an (sebagaimana kisah Imam Syafi'i)
- Memperbanyak amal kebaikan
- Menghindari bid'ah (memakai peniti/benda tajam untuk keselamatan, tujuh bulanan).
- Menjaga kestabilan emosi.
- Mengajak komunikasi dengan janin.
sumber lain yg patut dibaca: klik di sini. di sini juga.
nah, ayo deh mulai dari sekarang, aku akan mencoba menjaga kondisi emosiku. mohon doanya ya.